Menu

Powell The Fed Tak Yakin Bunga Sudah Cukup Tinggi

A Muttaqiena

Pernyataan Jerome Powell mengerek kurs USD terhadap sebagian besar mata uang mayor. Namun, reli Indeks Dolar AS macet pagi ini.

Seputarforex - Ketua The Fed Jerome Powell mengungkapkan bahwa para pengambil kebijakan "tidak yakin" suku bunga sudah cukup tinggi untuk mencapai target inflasi yang diinginkan. Pernyataan hawkish itu mengerek kurs USD terhadap sebagian besar mata uang mayor pada akhir sesi New York. Namun, reli Indeks Dolar AS (DXY) macet pada kisaran 105.90 saat berita ditulis pada sesi Asia hari ini (10/November).

"FOMC berkomitmen mencapai posisi kebijakan moneter yang cukup ketat untuk menurunkan inflasi hingga 2 persen dari waktu ke waktu; kami tidak yakin bahwa kami telah mencapai posisi itu," kata Powell dalam pidatonya dalam sebuah konferensi yang diadakan IMF di Washington.

Powell menegaskan bahwa inflasi masih "jauh di atas" target The Fed. Ia dan rekan-rekannya akan menjaga kebijakan moneter tetap ketat hingga mereka benar-benar berhasil menurunkan inflasi ke target 2 persen secara berkelanjutan. Ia mengakui pula adanya beragam risiko yang dapat menyesatkan mereka ke depan, sehingga menekankan pentingnya kehati-hatian.

"Jika diperlukan pengetatan kebijakan lebih lanjut, kami tidak akan ragu untuk melakukannya," imbuh Powell, "Namun, kami akan terus bergerak dengan hati-hati, sehingga memungkinkan kami mengatasi risiko disesatkan oleh data beberapa bulan yang bagus, dan risiko pengetatan yang berlebihan."

Pernyataan Powell tidak mampu mengubah keyakinan pasar bahwa The Fed tak akan menaikkan suku bunga lagi dalam waktu dekat. Data CME Group menunjukkan peluang kurang dari 10% untuk kenaikan suku bunga The fed pada rapat FOMC tanggal 12-13 Desember mendatang.

Peluang untuk kenaikan suku bunga pada Januari 2024 cuma naik sedikit dari 19% menjadi 25%. Sementara itu, pelaku pasar tetap berspekulasi The Fed bakal mulai memangkas suku bunga pada pertengahan tahun depan. Analis berpendapat Powell sebenarnya tidak menyampaikan wacana baru.

"Saya tidak berpikir Powell mengatakan sesuatu yang baru secara signifikan, tapi saya pikir pasar menganggap komentarnya agak hawkish. Saya juga berpikir pasar suku bunga masih agak gelisah setelah lelang, sehingga yield lebih mudah meningkat," kata Vassili Serebriakov, pakar strategi FX di UBS New York, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Pemerintah Amerika Serikat menggelar lelang obligasi bertenor 30 tahunan kemarin, tetapi media massa melaporkan minat beli sangat lemah untuk obligasi jangka panjang tersebut. Akibatnya, terjadi kenaikan pada yield obligasi AS dengan beragam maturitas. Dolar AS biasanya menguat saat yield obligasi meningkat.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE