Menu

Presiden ECB: Outlook Ekonomi Zona Euro Mengarah Ke Penurunan

Nadia Sabila

Sesuai ekspektasi, pernyataan Presiden ECB Mario Draghi pasca pengumuman kebijakan moneter bernada dovish. Ia bahkan mengakui bahwa ekonomi Zona Euro mulai terimbas perlambatan global.

Seputarforex.com - Presiden European Central Bank (ECB), Mario Draghi, mengingatkan bahwa risiko-risiko terhadap ekonomi Zona Euro saat ini telah condong ke arah penurunan. Selain itu, untuk pertama kalinya setelah isu perlambatan momentum global merebak, Draghi mengakui bahwa hal itu mulai membebani Outlook negara-negara anggota Zona Euro.

Meski demikian, ia menekankan bahwa ECB belum kehabisan perangkat kebijakan untuk menangani permasalahan tersebut. Hal itu mengindikasikan bahwa bank sentral Eropa sedang tak terburu-buru untuk mengetatkan kebijakan moneter, walaupun telah mengakhiri program stimulusnya bulan lalu.

"Kami masih memiliki daftar panjang instrumen (kebijakan moneter) dan kami siap kapanpun untuk menggunakannya, menyesuaikannya menurut kondisi masa depan yang akan terjadi," kata Draghi dalam jumpa pers pasca pengumuman kebijakan ECB.

 

Brexit, Perang Dagang, Dan Volatilitas Pasar

Para pembuat kebijakan di ECB telah sepakat untuk menilai bahwa momentum telah melemah dan mengubah keseimbangan risiko pertumbuhan. Dalam pernyataan Draghi, Brexit, perang dagang, dan perlambatan ekonomi China disebut pula sebagai penyebab meningkatnya kekhawatiran global.

"Risiko-risiko yang meliputi Outlook pertumbuhan Zona Euro telah bergerak miring ke bawah, akibat berlanjutnya ketidakpastian terkait faktor-faktor geopolitik, ancaman proteksionisme, kerapuhan pasar negara berkembang, dan volatilitas pasar finansial," kata Draghi.

 

Data Ekonomi Terus Meleset Di Bawah Ekspektasi

Terkait data ekonomi, presiden ECB tersebut mengatakan bahwa data-data terus melemah di bahwa ekspektasi. Ia pun menuding lemahnya permintaan eksternal dan faktor-faktor spesifik dari sejumlah negara di kawasan Euro sebagai pemicu.

Salah satu data terbaru yang dilaporkan melemah adalah PMI Manufaktur Jerman dan PMI Jasa Prancis. Tak hanya turun, data dua negara yang termasuk dalam tiga teratas ekonomi terbesar Zona Euro itu juga terjerumus ke area kontraksi.

Sementara itu, pertumbuhan Zona Euro melambat menjadi 0.2 persen di kuartal ketiga 2018. Padahal, data tersebut sempat tumbuh 0.4 persen di dalam dua kuartal sebelumnya. Oleh sebab itu, sebagian besar ekonom memprediksi bahwa pertumbuhan Zona Euro di kuartal akhir 2018 bakal tak kalah mengecewakan.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE