Menu

Produksi OPEC Menjulang, Harga Minyak Mundur Sejengkal

A Muttaqiena

Harga minyak mentah terpantau bergerak turun di awal perdagangan sesi Asia hari ini (5/2) sejalan dengan meningkatnya kekhawatiran akan laju produksi minyak di Timur Tengah melebihi optimisme yang muncul bersama penurunan output Amerika Serikat dan pelemahan Dolar baru-baru ini.

Harga minyak mentah terpantau bergerak turun di awal perdagangan sesi Asia hari ini (5/2) sejalan dengan meningkatnya kekhawatiran akan laju produksi minyak di Timur Tengah melebihi optimisme yang muncul bersama penurunan output Amerika Serikat dan pelemahan Dolar baru-baru ini. Brent diperdagangkan di kisaran $47 per barel dan WTI pada $45.64 per barel, masing-masing menurun sekitar 30 sen dari harga penutupan di sesi sebelumnya.



Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Reuters berdasarkan data pengapalan dan informasi dari perusahaan-perusahaan minyak, OPEC, dan para konsultan, suplai dari negara-negara OPEC meningkat ke 32.64 juta barel per hari di bulan April dari 32.47 juta pada bulan Maret. Level produksi tersebut hampir menyamai level produksi Januari di 32.65 juta bph yang bertepatan dengan momen ketika Indonesia kembali bergabung ke OPEC dan menambah rekaman total produksi.

Sebagian analis masih memandang reli harga minyak baru-baru ini hingga mencapai level tertingginya dalam enam bulan sebagai kekurangan landasan fundamental. Konglomerasi bank Perancis, BNP Paribas, misalnya, menyatakan, "Kami memandang reli saat ini menyemai benih kejatuhannya sendiri, dan memberikan rekomendasi agar memasang perlindungan dari risiko downside jangka pendek."

Namun demikian, sebagian analis lain kini berubah menjadi lebih percaya diri kalau masa harga minyak murah telah berakhir. Pimpinan International Energy Agency (IEA) pun meyakini bahwa harga minyak telah melampaui level rendahnya, dan tidak akan balik lagi asalkan ekonomi global tidak dalam kondisi memprihatinkan.

Direktur Eksekutif EIA, Fatih Birol, mengatakan pada hari Minggu lalu, "Dalam kondisi ekonomi normal, kita akan melihat arah harga (minyak) agak ke atas daripada ke bawah". Keyakinannya didukung oleh proyeksi bahwa output minyak Non-OPEC bakal menurun hingga lebih dari 700,000 bph serta permintaan minyak yang diperkirakan meningkat sebanyak 1.2 juta bph tahun ini. Dengan proyeksi tersebut maka persediaan minyak global yang saat ini berada di level tinggi akan berkurang, sehingga bisa membantu menyangga harga.

 


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE