Menu

Prospek Fed Rate Cut Teredam Solidnya Retail Sales AS

Pandawa

Dolar AS masih berada di dekat level tertinggi empat pekan pasca rilis data Penjualan Ritel yang positif, sehingga prospek Fed Rate Cut secara agresif mulai dikesampingkan.

Pada sesi perdagangan Asia hari Rabu (17/Juli), Dolar AS berada di dekat level tertinggi empat pekan versus mata uang mayor lain. Sebelumnya, Dolar AS bahkan sempat melonjak 0.46 persen karena didorong oleh data positifnya rilis data Penjualan Ritel AS, yang memicu optimisme baru sehingga pelaku pasar saat ini mengurangi outlook terhadap pemangkasan suku bunga The Fed secara agresif.

Pergerakan Indeks Dolar AS (DXY) yang mengukur kekuatan Dolar AS terhadap enam mata uang mayor lainnya pagi ini berada di level 97.35, masih berkisar di dekat area tertinggi sejak pertengahan bulan Juni. Secara khusus, Dolar AS diketahui menguat signifikan terhadap Sterling dan Euro. Dua mata uang itu memang telah dilemahkan oleh kondisi fundamental kawasan Uni Eropa yang suram.

 

Skenario Fed Rate Cut 50 Basis Poin Mulai Diabaikan

Rilis beberapa data ekonomi terbaru yang solid seperti Inflasi Konsumen pekan lalu dan data Retail Sales tadi malam, telah berhasil meredam prospek agresivitas Fed Rate Cut pada pertemuan FOMC akhir bulan nanti. Probabilitas pemotongan suku bunga The Fed sebanyak 50 basis poin pun sudah semakin menyusut, karena pada dasarnya perekonomian AS tidak seburuk dugaan selama ini.

"Rilis data ekonomi AS yang kokoh menjadi market mover yang mendorong Dolar AS menguat terhadap mata uang mayor. Di samping itu, pelemahan cukup signifikan yang terjadi pada Euro dan Sterling ikut berperan dalam melambungkan Indeks Dolar," kata Junichi Ishikawa, ahli strategi valas senior IG Securities.

 

Dolar AS Masih Dibayangi Isu Perang Dagang

Akan tetapi, penguatan Dolar AS masih rentan karena prospek penyelesaian perang dagang dengan China yang belum menemukan titik final. Apabila tensi perang dagang kembali meningkat, maka tidak tertutup kemungkinan bagi Dolar AS untuk kembali tertekan, terutama terhadap mata uang safe haven seperti Yen Jepang dan Franc Swiss.

Presiden Trump baru-baru ini mengatakan bahwa perjalanan untuk mengakhiri perang dagang AS-China masih sangat panjang. Jika diperlukan, skenario mengenakan tarif tambahan senilai $325 miliar terhadap barang-barang China juga masih berpotensi diterapkan. Meski demikian, Junichi Ishikawa berpendapat jika kabar perang dagang tak akan menjadi katalis pasar, setidaknya dalam jangka pendek.

"Perselisihan dagang AS-China saat ini tidak lagi menjadi pusat perhatian, karena fokus utama pelaku pasar lebih tertuju pada kebijakan suku bunga The Fed dan rilis data fundamental AS yang berdampak terhadap Yields Obligasi," ujar Ishikawa.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE