Menu

Prospek Fed Rate Hike Kian Agresif, Dolar AS Lanjut Menguat

Pandawa

Dolar AS melanjutkan reli bullish setelah pernyataan sangat hawkish Powell di simposium Jackson Hole. Ia mengatakan The Fed akan meningkatkan agresivitas kenaikan suku bunga.

Seputarforex - Indeks Dolar AS (DXY) memperpanjang kenaikan perdagangan Asia awal pekan (29/Agustus) dan diperdagangkan di kisaran 109.31. Penguatan ini dipicu oleh pernyataan ketua The Fed pada akhir pekan lalu yang mengonfirmasi laju kenaikan suku bunga dalam waktu lebih lama untuk memerangi inflasi.

Pada pair-pair mayor, Dolar AS terpantau menguat 0.74 persen terhadap Yen, serta naik signifikan melawan Euro dan Sterling. Pair EUR/USD saat ini bergerak di kisaran 0.9931, sementara GBP/USD melemah 0.53 persen di 1.1667. Mata uang komoditas seperti Dolar Australia pun ikut terpuruk setelah mencatatkan pelemahan lebih dari satu persen.

Dalam pidatonya, Jerome Powell memperingatkan bahwa akan muncul dampak negatif bagi rumah tangga dan bisnis AS yang disebabkan oleh rencana The Fed dalam mengendalikan inflasi. Namun, ia masih menekankan perlunya menaikkan suku bunga di tengah ancaman risiko-risiko tersebut.

"Dalam pernyataan terbarunya, Powell tidak menunjukkan bias dovish seperti yang diperkirakan oleh pelaku pasar sebelumnya," tutur Carol Kong, analis senior strategi FX dan ekonomi di Commonwealth Bank of Australia.

Kong optimis bahwa reli bullish dolar AS akan berlanjut pada pekan ini. Tidak tanggung-tanggung, ia memperkirakan Indeks Dolar akan menembus level 110 seiring dengan meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed di bulan-bulan mendatang.

Setelah pidato Powell pekan lalu yang sangat hawkish, probabilitas kenaikan suku bunga The Fed sebesar 75 basis poin (bps) pada bulan September menjadi 64.5 persen. Padahal sebelumnya, pelaku pasar lebih meyakini jika The Fed hanya akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps saja pada pertemuan bulan depan.

Terlepas dari lonjakan Dolar AS dalam dua sesi terakhir, pelaku pasar turut mencermati perkembangan di kawasan Uni Eropa, terutama pada pertemuan kebijakan ECB bulan September mendatang. Selain itu, masalah krisis energi Eropa masih menjadi sorotan setelah raksasa gas Rusia, Gazprom, mengklaim akan menghentikan pasokan gas selama tiga hari menuju Eropa pada 31 Agustus - 2 September.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE