Menu

Prospek Permintaan Meredup, Harga Minyak Tergelincir

Pandawa

Harga minyak melemah selama dua sesi terakhir karena meningkatnya kekhawatiran atas prospek permintaan. Hal ini sehubungan dengan masalah COVID di China dan potensi kemunduran perekonomian Eropa.

Seputarforex - Harga minyak mentah dunia merosot pada perdagangan hari Selasa (10/Mei) pagi, melanjutkan penurunan tajam yang terbentuk sejak sesi sebelumnya. Minyak Brent berada pada kisaran $105.49 per barel atau melemah 0.23 persen dari harga Open harian, sementara minyak WTI (West Texas Intermediate) diperdagangkan pada kisaran $102.26 per barel. Dibandingkan harga pembukaan hari ini, WTI telah mencatatkan penurunan hingga 0.32 persen.

Pasar semakin khawatir dengan prospek permintaan minyak karena China yang merupakan importir minyak terbesar dunia saat ini sedang menghadapi kenaikan kasus COVID. Di samping itu, potensi gangguan pasokan energi di Eropa berpeluang memperburuk prospek perekonomian benua biru ke depannya.

Sebagai informasi, komisi Eropa baru-baru ini mengusulkan untuk mengembargo pembelian minyak dari Rusia secara bertahap. Proposal tersebut membutuhkan suara bulat dari seluruh negara anggota Uni Eropa untuk segera disahkan minggu ini. Kabar baiknya, sejumlah pelaku pasar mengkritik usulan untuk menghentikan pasokan migas asal Rusia, mengingat langkah tersebut akan menyebabkan perekonomian Jerman kehilangan setengah juta pekerjaan dan mendorong negara tersebut masuk jurang resesi.

 

Kenaikan Dolar Juga Menjadi Katalis

Memburuknya trend harga minyak juga dipengaruhi oleh penguatan dolar AS yang membuat harga minyak dan komoditas lainnya menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang non-dolar. Hal ini terjadi setelah The Fed melakukan rate hike sebesar 50 bps dalam pengumuman kebijakannya pekan lalu.

Dalam kaitannya dengan dinamika dolar AS dan kebijakan moneter The Fed, outlook harga minyak diperkirakan cenderung bearish. Pasalnya, beberapa petinggi The Fed telah menyuarakan untuk segera melakukan rate hike kembali sebanyak lebih dari 3 kali pada tahun ini. Hal itu dilakukan demi meredam tekanan inflasi AS yang kian melonjak dalam beberapa waktu terakhir.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE