Menu

RBA: Dolar Australia Akan Melonjak 6 Persen Di Tengah Perang Dagang

N Sabila

Jika perang dagang global terjadi, RBA memprediksikan Dolar Australia menguat hingga 6 persen. Namun, GDP akan menyusut hingga 2.5 persen.

Seputarforex.com - Pada bulan Maret 2018, tepatnya sebelum Trump mengimplementasikan bea impor, Reserve Bank of Australia (RBA) melakukan sebuah studi yang berkesimpulan bahwa perang dagang global akan membuat nilai Dolar Australia menguat pesat. Namun, Gross Domestic Product (GDP) Negeri Kangguru tersebut diprediksi akan mengalami penurunan.

Studi yang dirilis pada Rabu (19/Sep) kemarin atas permintaan Bloomberg Freedom of Information Act tersebut, mengungkapkan jika secara historis, mata uang Australia sering bertindak sebagai penyerap guncangan dalam sebuah kondisi krisis.

 

 

Ada 3 skenario yang mendasari studi analisis RBA tersebut:

  1. Penerapan bea impor AS untuk baja (25 persen) dan aluminium (10 persen) saja; tidak termasuk dari Kanada, Meksiko, dan Australia.
  2. Penerapan bea impor AS secara luas, yakni sebesar persen pada semua barang impor dari semua negara
  3. Pembalasan: Semua negara, kecuali Australia akan membalas bea impor AS dari skenario kedua dengan implementasi tarif setara, yakni 20 persen terhadap semua barang yang diimpor dari AS.

 

Jika Perang Dagang Global Terjadi, AUD Akan Melonjak 6%

Saat ini, AS telah mengimplementasikan bea sebanyak 20 persen terhadap barang-barang impor dari seluruh negara termasuk Australia. Hampir semua negara yang dikenai bea impor tersebut, kecuali Australia, membalas dengan kebijakan yang sama terhadap barang-barang impor dari AS.

Namun demikian, analisis tersebut menunjukkan bahwa Australia tak akan terlalu terpengaruh dampak buruk perang dagang, terutama jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang mengandalkan arus perdagangan global untuk memenuhi permintaan domestik, atau negara lain yang sektor manufakturnya lebih besar daripada Australia. Hal ini memungkinkan Dolar Australia untuk terapresiasi (menguat), sehingga meningkatkan risiko penurunan pertumbuhan ekonomi.

"Katakanlah kita mengizinkan nilai tukar (Dolar Australia) untuk merespon pengenaan tarif dalam skenario ke-3, maka kemungkinan akan terjadi apresiasi nilai tukar riil sebanyak 6 persen," demikian yang diuraikan oleh analisis tersebut. "Setelah itu, GDP akan jatuh sebanyak 2.5 persen. Suku bunga rendah kemudian akan (diperlukan untuk) mengimbangi dampak-dampak tersebut dalam jangka panjang."

 

AUD/USD Menguat

Di hari Kamis (20/Sep) siang ini, AUD/USD masih menguat dan diperdagangkan di posisi 0.7257, masih di level tinggi harian yang terakhir terbentuk pada tanggal 31 Agustus 2018:

 


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE