Menu

RBA Pangkas Suku Bunga Ke 2.25%, Dolar Australia Terjun Bebas

N Sabila

Bank Sentral Australia (RBA), melalui pernyataan yang disampaikan oleh Gubernur RBA, memutuskan untuk memotong suku bunganya hingga ke level rendah 2.25 persen, dibandingkan dengan suku bunga acuan sebelumnya di posisi 2.5 persen, pada Senin (03/02) hari ini.

Bank Sentral Australia (RBA), melalui pernyataan yang disampaikan oleh Gubernur RBA, memutuskan untuk memotong suku bunganya hingga ke level rendah 2.25 persen, dibandingkan dengan suku bunga acuan sebelumnya di posisi 2.5 persen, pada Senin (03/02) hari ini. Sebelumnya, telah banyak spekulasi yang menyebutkan bahwa bank sentral tersebut akan mengambil tindakan di tengah tekanan deflasi global.

Alasan Pemotongan Suku Bunga

Keputusan Stevens RBA untuk memotong suku bunga acuan tersebut menyusul runtuhnya harga bijih besi, dimana harga terseret turun menjadi AUD1 dari pemasukan ekspor normalnya seharga AUD5. Kebijakan longgar yang sedang marak diterapkan oleh negara-negara mayor dewasa ini dikhawatirkan akan berakibat menaikkan nilai mata uang Dolar Australia, yang notabene tak sesuai dengan kondisi ekonomi negara saat ini.

Pemotongan suku bunga terakhir sebelum hari ini, dilakukan oleh RBA sekitar 18 bulan yang lalu. Dlam jangka waktu itu, Australia memberikan ruang untuk menginjeksikan stimulus demi memacu pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, menurut ekonom Westpac Banking, Bill Evans, bank-bank sentral dunia positif mengikuti tren kebijakan dovish, antara lain India, Kanada, Denmark, dan Singapura.

Menyusul laporan ini, Dolar Australia terjun bebas terhadap Dolar AS hinga mencapai level rendah baru 5 setengah tahun. AUD/USD diperdagangkan di posisi 0.7682.

Sebelum keputusan RBA ini, pagi tadi Australia juga melaporkan bahwa defisit perdagangannya mengalami penyusutan. Neraca perdagangan Australia mencatatkan penurunan defisit hingga 57 persen di angka AUD436 juta pada bulan Desember, setelah sebelumnya di AUD2.6 miliar. Peningkatan yang terjadi dalam neraca perdagangan tersebut merupakan kontribusi dari peningkatan ekspor dan sedikit merosotnya impor akibat rendahnya harga bahan bakar.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE