Menu

RBA Pertahankan Suku Bunga 1.75%, AUD/USD Menjulang

N Sabila

Tingkat suku bunga Australia diputuskan untuk tidak diubah pada hari Selasa (07/Juni) ini setelah rapat Dewan RBA hari ini. AUD/USD melonjak hingga 0.64 persen ke posisi 0.7411 sebelumnya di posisi 0.7365. RBA menyoroti masalah inflasi dan nilai tukar Dolar Australia.

Tingkat suku bunga Australia diputuskan untuk tidak diubah pada hari Selasa (07/Juni) ini setelah rapat Dewan RBA yang dipimpin oleh Gubernur RBA, Glenn Stevens. Tingkat suku bunga RBA masih dipertahankan pada level 1.75 persen. Bank Sentral tersebut pun tampak tidak memberikan sinyal akan pemotongan suku bunga lagi.


Menyusul kabar ini, Dolar Australia pun melonjak naik. AUD/USD melonjak hingga 0.64 persen ke posisi 0.7411 setelah kebijakan moneter RBA diumumkan. Sebelumnya, pair tersebut menduduki posisi 0.7365.

"Dengan memperhitungkan informasi yang ada, dan setelah pelonggaran kebijakan moneter pada pertemuan bulan Mei lalu, Dewan menilai bahwa mempertahankan kebijakan yang ada dan tak mengubahnya pada pertemuan kali ini, akan konsisten dengan keberlanjutan pertumbuhan perekonomian dan pengembalian inflasi pada target dalam beberapa waktu," kata RBA.

Sebelumnya, mayoritas pasar mengekspektasikan tingkat suku bunga akan dikurangi lagi, dengan kemungkinan waktu pelaksanaan pada rapat RBA pada bulan Agustus mendatang menyusul rilisnya laporan CPI untuk bulan Juni pada akhir Juli nanti.

"Rendahnya tingkat suku bunga telah mendukung permintaan domestik, dan nilai tukar yang lebih rendah secara keseluruhan telah membantu sektor perdagangan. Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan dari sektor kredit hingga bisnis mengalami kenaikan, bahkan di level rumah tangga pun ikut mengalami sedikit kenaikan. Faktor-faktor ini semuanya membantu perekonomian untuk membuat penyesuaian kebutuhan ekonomi, walaupun apresiasi terhadap nilai tukar (Dolar Australia) tampak akan menyulitkan," kata Stevens.


Rendahnya Inflasi Masih Menghalangi

Menguatnya nilai tukar mata uang Australia tak hanya mengancam outlook pertumbuhan Australia tetapi juga dapat menunda pemulihan inflasi Australia ke level target 2-3 persen. Inflasi Konsumen utama Australia melambat dari 1.7 persen menjadi 1.3 persen di kuartal pertama, sementara ketiga pengukuran inlfasi inti menunjukkan adanya penurunan di bahwa level target tersebut.

"Inflasi masih cukup rendah. Mengingat kurangnya pertumbuhan dalam biaya tenaga kerja dan sangat rendahnya tekanan harga di sejumlah negara lain di dunia, hal ini diekspketasikan masih akan menjadi masalah ke depannya." kata RBA lagi.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE