Menu

RBA Tak Ubah Suku Bunga, Dolar Australia Menguat Terbatas

A Muttaqiena

DI tengah pekatnya ketidakpastian dalam konflik AS-China, Dolar Australia menggeliat meski pengumuman RBA selaras dengan ekspektasi pasar.

Dolar Australia menguat lebih dari 0.5 persen ke kisaran 0.6800 terhadap Dolar AS dalam perdagangan sesi Asia (6/Agustus). Bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) membiarkan suku bunga tetap pada level 1.00 persen. Namun, meningkatnya unsur ketidakpastian dalam konflik dagang AS-China berkontribusi lebih besar dalam menstabilkan posisi Aussie di level rendah, karena nada pernyataan RBA tetap dovish.

Seusai rapat kebijakan tadi pagi, bank sentral Australia mengumumkan suku bunga tetap pada level 1.00 persen, sesuai ekspektasi pasar. Namun, RBA mengingatkan bahwa pemangkasan suku bunga bisa dilanjutkan, apabila perubahan kebijakan sebelumnya tak kunjung membuahkan hasil yang diharapkan.

"Risiko penurunan yang bercokol dalam perekonomian global, dikombinasikan dengan inflasi yang rendah, telah mendorong sejumlah bank sentral untuk mengurangi suku bunga tahun ini, dan pelonggaran moneter lanjutan diekspektasikan (akan terjadi) secara luas," kata Gubernur RBA, Philip Lowe.

Lanjutnya, "Dewan (kebijakan RBA) akan terus memantau perkembangan di pasar tenaga kerja dengan seksama, dan melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut jika diperlukan untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan dalam perekonomian dan mencapai target inflasi."

Analis menilai tindakan RBA tak mengejutkan, karena mereka telah memangkas suku bunga beruntun pada bulan Juni dan Juli. Sebagaimana diungkapkan oleh Tim Lawless dari CoreLogic kepada Sydney Morning Herald, "Penghentian sementara siklus pemangkasan (suku bunga) akan memberi waktu kepada RBA untuk mengevaluasi efek pemangkasan suku bunga sebelumnya terhadap perekonomian dan belanja konsumen. Namun demikian, ada kemungkinan besar untuk setidaknya satu kali pemangkasan lagi tahun ini."

Sementara itu, pelaku pasar masih memantau perkembangan dalam konflik AS-China. Setelah AS menyatakan China sebagai manipulator mata uang, investor dan trader bertanya-tanya mengenai sanksi apa lagi yang akan diluncurkan oleh negeri Paman Sam. Kemerosotan USD dan comdoll terhenti lantaran ketidakpastian tersebut, tetapi berpotensi berlanjut lagi jika tak ada sinyal positif dalam waktu dekat.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE