Menu

Rebound GBP/USD Tersandung Penjualan Ritel Inggris

A Muttaqiena

Data penjualan ritel Inggris terlihat sangat buruk, sehingga menyurutkan momentum GBP/USD. Namun, mata uang ini masih tersokong beberapa data lain.

Seputarforex - Momentum pound sterling surut dalam perdagangan hari Jumat (18/Agustus). Penjualan ritel Inggris merosot jauh lebih dalam daripada perkiraan pasar, sehingga menyetop reli pound dalam GBP/USD dan beragam cross GBP lainnya. GBP/USD terpantau sideways pada kisaran 1.2740-an saat memasuki sesi New York.

Data penjualan ritel Inggris pada bulan Juli 2023 jatuh sebesar -1.2% (month-over-month), padahal konsensus hanya memperkirakan penurunan sebesar -0.5% (month-over-month). Penjualan ritel inti terperosok lebih dalam lagi dengan penurunan mencapai -1.4% (month-over-month).

Penjualan ritel untuk kelompok barang umum maupun inti dalam basis tahunan sama-sama merosot pada bulan Juli 2023. Penjualan ritel inti tercatat -3.4% (year-over-year), sedangkan penjualan ritel umum -3.2% (year-over-year). Data penjualan ritel bulan Juni untuk keduanya juga sama-sama direvisi turun menjadi -1.6% (year-over-year).

Data-data terlihat sangat buruk, sehingga mengurangi minat beli pasar terhadap Sterling dalam jangka pendek. Kendati demikian, penurunan ini kemungkinan hanya bersifat sementara dan tidak memengaruhi prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut.

UK Office for National Statistics melaporkan bahwa penurunan penjualan ritel terjadi lantaran cuaca buruk. Selain itu, promosi besar-besaran dari salah satu marketplace daring telah mendorong lebih banyak aktivitas belanja ritel secara online.

"Penurunan dalam penjualan non-toko (penjualan online -red) pada bulan Agustus kemungkinan besar hanya akan mengimbangi sebagian dari peningkatan penjualan toko," kata Samuel Tombs, kepala ekonom Inggris di Pantheon Macroeconomics, "Kami terus memperkirakan pendapatan riil rumah tangga yang dapat dibelanjakan meningkat dengan cepat dan menjadi sekitar 2.0% lebih tinggi pada kuartal 4 dibandingkan tahun lalu."

Inggris Raya menaikkan upah minimum nasional hampir 10% pada bulan April, sehingga mendorong pertumbuhan gaji pada sektor publik dan swasta. Data pendapatan rata-rata Inggris terbukti terakselerasi selama beberapa bulan terakhir. Situasi seperti ini selayaknya meningkatkan pendapatan disposabel, sehingga masyarakat akan lebih rajin berbelanja di masa depan.

Indeks Harga Konsumen (CPI) Inggris yang dirilis Kamis menunjukkan angka CPI Inti bertahan pada level 6.9% (year-over-year), padahal konsensus sebelumnya mengharapkan penurunan tipis sampai 6.8% (year-over-year). Para analis makin yakin terhadap prospek kenaikan suku bunga Inggris berikutnya lantaran tingginya data inflasi tersebut dan akselerasi pertumbuhan gaji.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE