Menu

Rebound Harga Minyak Tertahan Oleh Melimpahnya Pasokan

M Septian

Penguatan harga minyak mentah hari ini (20/10) tertahan oleh kekhawatiran akan melimpahnya suplai dan kondisi keuangan global yang masih lemah. Para investor energi tengah menanti hasil pertemuan antara negara-negara anggota OPEC dan non-OPEC.

Penguatan harga minyak mentah hari ini (20/10) tertahan oleh kekhawatiran akan melimpahnya suplai dan kondisi keuangan global yang masih lemah. Para investor energi tengah menanti hasil pertemuan negara anggota OPEC dan non-OPEC.

Minyak Brent pengiriman Desember menguat 25 sen menuju 48.86 Dolar AS per barel. Demikian halnya di bursa NYMEX, minyak West Texas Intermediate (WTI) pengiriman November juga meningkat 21 sen ke USD 46.10 per barel. Hingga tengah malam tadi, kedua tolok ukur harga minyak mentah tersebut melemah 3.7 persen dan 3 persen masing-masing untuk Brent dan WTI. Dari penurunan harga minyak kemarin, para trader nampak melakukan aksi take profit yang menyebabkan harga hari ini sedikit menguat.

Malam nanti grup industri American Petroleum Institute (API) akan mengabarkan data cadangan minyak AS. Selang sehari kemudian, Departemen Energi AS akan merilis jumlah persediaan minyaknya. Investor energi juga memantau pada hasil pertemuan teknis para ahli minyak dari negara-negara OPEC dan non-OPEC yang dijadwalkan pada hari Rabu nanti. Vyanne Lai, seorang analis dari National Australia Bank berpendapat bahwa diskusi tersebut cenderung berfokus pada kemungkinan bantuan keuangan bagi anggota OPEC yang dilanda penurunan harga minyak bukan pada pemangkasan produksi.

Kemungkinan Tambahan Pasokan Dari Iran Dan Lambatnya Ekonomi China

"Aksi short-covering telah menyebabkan sedikit rally," kata Ben Le Brun, analis pasar OptionsXpress Sydney dilansir dari CNBC. Namun kekhawatiran akan peningkatan produksi minyak dari Iran ketika sanksinya dicabut dan lemahnya pertumbuhan ekonomi di China telah membebani pasar, tambah Le Brun. Iran berencana menambah produksi minyaknya 500ribu barel per hari seminggu setelah sanksinya dicabut, kata salah seorang pejabat senior minyak Iran pada hari Senin. Sesuai dengan data dari Reuters, saat ini Iran memiliki 30 juta barel minyak siap ekspor.

Menurut laporan Senin kemarin, GDP China melambat menjadi 6.9 persen pada kuartal ketiga ini, menurun dari kenaikan 7 persen kuartal sebelumnya saat permintaan minyak juga terlihat lebih rendah. Rilis data tersebut muncul setelah cadangan minyak AS bertambah dalam empat pekan beruntun, melonjak 3.7 juta barel menjadi 472.3 juta barel pekan lalu.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE