Menu

Rekap: Data Berbagai Negara Kompak Menekan Greenback

A Muttaqiena

Posisi dolar AS pulih sedikit saat memasuki sesi New York, tetapi arus jual masih cukup besar.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) merosot lebih dari setengah persen dalam perdagangan pasar forex hari Rabu (1/Maret) akibat rilis data-data ekonomi terbaru yang merugikan greenback. Posisinya sedikit pulih saat memasuki sesi New York, tetapi arus jual masih cukup besar.

Grafik DXY Daily via TradingView

 

PMI China Mengerek Antipodean

Dolar AS pada sesi Asia tertekan oleh perilisan data PMI Manufaktur China terbaru yang melampaui estimasi konsensus. Prospek pertumbuhan China yang lebih moncer langsung menyokong aset-aset berisiko seperti dolar Australia dan dolar New Zealand, sekaligus menekan dolar AS.

"Data (PMI China hari ini) mengonfirmasi ekspektasi bahwa prospek pertumbuhan telah membaik secara cukup signifikan di China, sehingga positif bagi sentimen risiko," kata Niels Christensen, kepala analis Nordea, "Ini menempatkan dolar pada (posi si) defensif."

NZD/USD langsung meroket lebih dari 1% ke level tertinggi satu pekan, sementara AUD/USD menanjak ke level tertinggi dalam tiga hari terakhir. Dolar AS selanjutnya tertekan lagi oleh penguatan euro lantaran indikasi kenaikan inflasi di Zona Euro.

 

Inflasi Zona Euro Terakselerasi Lagi

Serangkaian data regional yang dirilis secara terpisah pada sesi Eropa menunjukkan laju inflasi yang terakselerasi di Prancis dan Spanyol. Data inflasi dari lima negara bagian Jerman juga bertahan pada level tertinggi masing-masing, sehingga tingkat inflasi Jerman bulan Februari tetap melaju 8.7% (Year-over-Year) seperti Januari. Situasi seperti ini lantas menaikkan ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga bank sentral Eropa (ECB).

"Euro tersokong dengan baik oleh data inflasi," kata Christensen, sebagaimana dilansir oleh Reuters, "Besok kami menantikan data inflasi Kawasan Euro yang lebih solid daripada yang telah kami perkirakan sebelumnya pada awal pekan ini."

 

PMI Manufaktur AS Meleset

Memasuki sesi New York, dolar AS menerima pukulan tambahan dari skor PMI Manufaktur ISM yang meleset tipis. Laporan ISM menunjukkan skor PMI utama jatuh dari 47.4 ke 47.7, padahal konsensus mengharapkan kenaikan ke 48.0.

Uniknya, komponen harga dalam laporan PMI tersebut malah mengalami kenaikan pesat dari 44.5 ke 51.3 (versus ekspektasi 45.1). Fakta ini menyokong ekspektasi suku bunga The Fed yang lebih tinggi, sehingga indeks dolar AS merangkak naik dari level terendah pada 104.09 ke 104.40-an.

 

Sterling Keok Akibat Komentar Bos BoE

Rilis data Purchasing Managers' Index (PMI) untuk sektor manufaktur Inggris juga sempat melonjakkan GBP/USD sampai level tertinggi harian pada 1.2089. Sayangnya, pasangan ini kemudian terjegal oleh komentar pimpinan bank sentral Inggris (BoE). Gubernur BoE Andrew Bailey mengatakan bahwa pihaknya kemungkinan sudah mencapai titik akhir dalam siklus pengetatan moneter.

Pernyataan Bailey mengikis lebih dari setengah reli sterling pekan ini. Ketika berita ini ditulis, Sterling menjadi satu-satunya mata uang mayor yang melemah terhadap Greenback dengan posisi GBP/USD minus 0.2% pada ambang 1.2000. Penyelesaian masalah brexit tampaknya tak mampu memberikan sokongan memadai bagi sterling di tengah situasi ekonomi yang kritis.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD

Taufik Yuliansyah

terima kasih banyak atas ulasannya. saya benar benar mengapresiasi karena sangat membantu dalam menentukan sentimen pair kedepan. diharapkan lebih sering ada penulisan tentang data rekap fundamental seperti ini. terima kasih mba A Muttaqiena dan juga Seputar Forex.





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE