Rekap Sesi Amerika: IMF Potong Prediksi Pertumbuhan Zona Euro |
Aksi harga Euro menunjukkan arah yang lebih jelas dibandingkan dengan Greenback. Mata uang tunggal tersebut masih bertahan walaupun IMF memotong prediksi pertumbuhan Zona Euro dan kemungkinan dilakukannya QE oleh Presiden ECB, Mario Draghi. IMF memotong prediksi pertumbuhan area 18 negara tersebut dari 1.1% menjadi 1.0%, dengan mencantumkan keterangan bahwa pemulihan dalam area tersebut belum cukup kuat.
Para investor bertrading dalam sentimen risiko serta spekulasi atas bank-bank sentral karena tidak ada laporan ekonomi penting yang dirilis oleh AS malam tadi. Aksi harga Dolar beragam menjelang pidato Janet Yellen pekan ini. Pada sesi Amerika malam tadi, mata uang Amerika Serikat menguat terhadap Poundsterling, Franc, dan Yen, serta melemah terhadap Euro dan Dolar Kanada. Sedangkan terhadap Aussie dan Kiwi, Dolar AS cukup stabil.
EUR/USD sempat jatuh ke level rendah 1.3608 sebelum ditutup di posisi 1.3619. Sementara itu, USD/JPY mencapai level tinggi intraday di posisi 101.63 sebelum closing pada posisi 101.56. Sedangkan GBP/USD melorot di bawah posisi 1.7100, kemudian bertengger pada posisi 1.7070.
IMF Potong Prediksi Pertumbuhan Zona Euro
Aksi harga Euro menunjukkan arah yang lebih jelas dibandingkan dengan Greenback. Mata uang tunggal tersebut masih bertahan walaupun IMF memotong prediksi pertumbuhan Zona Euro dan kemungkinan dilakukannya QE oleh Presiden ECB, Mario Draghi.
Dalam laporan tahunannya untuk Zona Euro, IMF memotong prediksi pertumbuhan area 18 negara tersebut dari 1.1% menjadi 1.0%, dengan mencantumkan keterangan bahwa pemulihan dalam area tersebut belum cukup kuat. IMF juga menyatakan bahwa Zona Euro dapat mendongkrak inflasi dengan menaikkan konsumsi dan investasi di antar area Euro.
Sementara Draghi sendiri juga sependapat dengan IMF. Meskipun mengekspektasikan berlanjutnya pemulihan, Draghi juga memperingatkan bahwa risiko dalam outlook sedang dalam posisi negatif. Seperti sebelumnya, pembelian aset dalam skala masif juga masuk dalam mandat ECB kendati kebijakan moneter terbaru mereka yang telah diterapkan awal Juni lalu terbilang lancar.