Menu

Rupiah Melemah Akibat Kekhawatiran Dampak Virus Corona

Brianika

Meskipun ada dukungan dari kebijakan longgar The Fed, penyebaran Virus Corona tampak lebih berhasil menekan aset berisiko seperti Rupiah.

Seputarforex.com – Peyebaran Virus Corona yang semakin mengkhawatirkan mulai berimbas terhadap kurs Rupiah. Pada perdagangan Kamis (30/Januari), USD/IDR menguat 0.26% dibandingkan level Open harian, ke angka Rp13,655. Posisi ini termasuk puncak tertinggi sepekan bagi Dolar AS terhadap Rupiah.

Pelemahan nilai tukar Rupiah juga ditunjukkan oleh Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) sebesar 18 poin, dari level Rp13,634 ke Rp13,652.

Pasar tampaknya sedang wait and see terkait adanya penyebaran kasus Virus Corona yang semakin meningkat. Seperti yang diketahui, wabah penyakit yang berasal dari Wuhan, China, ini telah menyebabkan 170 orang meninggal dunia dan 18 negara telah terinfeksi.

"Kekhawatiran terhadap wabah Virus Corona masih akan menjadi beban untuk aset berisiko seperti Rupiah," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, sebagaimana dikutip oleh Antara.

Hal serupa juga disampaikan oleh Direktur PT TRFX Garuda Berjangka. Ibrahim. Ia mengatakan bahwa pasar cemas penyebaran Virus Corona akan melemahkan aktivitas ekonomi China, sehingga menekan pertumbuhan perekonomian global. "Kalau Virus Corona tidak bisa ditanggulangi secara serius, bisa saja PDB China akan turun," terang Ibrahim.

 

Masih Ada Potensi Penguatan Rupiah

Di tengah sentimen negatif, Rupiah masih memiliki potensi penguatan. Faktor positif yang dapat mendorong pengutan Rupiah ini berasal dari Bank Sentral AS atau The Fed. Berdasarkan hasil pertemuan FOMC 29-30 Januari, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 1.5-1.75%. Pelaku pasar bahkan memperkirakan kebijakan The Fed yang cenderung longgar tidak akan banyak berubah sepanjang tahun ini.

"Sikap Bank Sentral AS yang masih mempertahankan kebijakan longgar akan membantu penguatan Rupiah terdahap Dolar AS hari ini," ujar Ariston.

Selain itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo sebelumnya mengatakan bahwa momentum penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS semakin meningkat. Hal tersebut dikarenakan pasokan valas dari para eksportir yang melimpah. Berdasarkan catatan BI, Rupiah telah menguat 1.74% dibandingkan Desember 2019.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE