Menu

Rupiah Menguat Karena Hawa Damai Dagang AS-China

Rizal Aditya

Rupiah menguat signifikan setelah Presiden Trump menyatakan keterbukaannya untuk memperpanjang deadline perjanjian dagang dengan China.

Seputarforex.comNilai tukar Rupiah naik terhadap Dolar AS pada Rabu siang ini (13/Februari). Menurut grafik pasar spot Bloomberg pukul 14.15 WIB, Rupiah menguat di level Rp14,041 per USD dibandingkan sesi penutupan kemarin (12/Februari) yang berada di level Rp14,067.

 

Trump Bersedia Memperpanjang Deadline Perjanjian Dagang

Hawa damai dagang AS-China memicu Rupiah menguat signifikan. Dikutip dari CNBC, Presiden Trump menyatakan akan mempertimbangkan penundaan batas waktu perjanjian perdagangan yang awalnya dijadwalkan pada 1 Maret 2019.

Trump juga mengatakan bahwa dia sebetulnya sangat ingin mencapai kesepakatan dengan Beijing. Karena itu, orang nomer satu di AS ini lebih memilih untuk tidak terburu-buru menerapkan perjanjian dagang tersebut, dan timnya di China akan berusaha untuk mencari jalan tengah dari permasalahan yang masih menyelimuti kedua negara.

Namun ketika ditanya apakah Trump mempunyai rencana untuk bertemu dengan Presiden Xi Jinping akhir Maret ini, Trump berkata, "tidak untuk saat ini." Hal itu menandakan bahwa masih banyak yang harus dipersiapkan oleh kedua belah pihak. Penasihat Ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow, menegaskan pandangan tersebut dengan mengatakan bahwa masih ada jarak yang cukup jauh untuk ditempuh, sebelum China dan AS mencapai kesepakatan.

 

Meski Menguat, Rupiah Dibayangi Sentimen Negatif

Di sektor internal, Defisit Transaksi Berjalan atau Current Account Deficit (CAD) yang semakin melebar membuat posisi Rupiah masih belum aman. Analis Binaartha Sekuritas, M Nafan Aji Gusta, menilai jika pelebaran CAD pada Q4 2018 sebesar 31.1 miliar Dolar AS berpotensi mempengaruhi Rupiah. Selain itu, penurunan pada cadangan devisa, penurunan indeks keyakinan bisnis, dan indeks keyakinan konsumen juga ia sebut bisa memunculkan sentimen negatif terhadap nilai tukar Rupiah.

"Meski cadangan devisa hanya turun sedikit, namun kalau tidak sesuai ekspektasi bisa berikan sentimen negatif terhadap Rupiah," tutur Nafan sebagaimana dikutip dari Republika.

Meski demikian, Nafan meyakini jika peluang Rupiah menguat masih ada. Hal itu tergantung dari Pidato Gubernur The Fed Jerome Powell selanjutnya, serta Data Makroekonomi AS yang akan dirilis pekan ini.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE