Menu

Rupiah Merosot Meski Neraca Perdagangan Indonesia Naik

Brianika

Neraca Perdagangan Indonesia mengalami penyempitan defisit. Meski begitu, Rupiah justru melemah terhadap Dolar AS di sesi perdagangan hari ini.

Seputarforex - Neraca perdagangan Indonesia mengalami penyempitan defisit pada bulan Desember 2019, dari USD1.33 miliar ke USD30 juta. Level saat ini jauh lebih baik dibandingkan ekspektasi pasar, yang sebelumnya memperkirakan perbaikan defisit di USD470 juta.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Rabu (15/Januari), neraca perdagangan Desember 2019 dipengaruhi oleh kenaikan ekspor sebesar 3.77 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Total ekspor Desember mencapai USD14.47 miliar, yang berasal dari USD1.16 miliar sektor migas dan USD13.31 miliar sektor non migas.

"Seluruh sektor mengalami kenaikan secara bulanan. Komoditas yang signifikan membuat ekspor meningkat adalah komoditas pertanian seperti buah-buahan, dan rempah, serta minyak kelapa sawit, dan pakaian jadi," ungkap Kepala BPS Suhariyanto saat jumpa pers.

Sayangnya, nilai impor turun 5.47 persen sebesar USD14.50 miliar. Suhariyanto menjelaskan bahwa penurunan impor terjadi di hampir seluruh sektor. Penurunan paling tinggi terjadi pada kendaraan. Sedangkan, komoditas yang mengalami peningkatan impor antara lain gula, buah-buahan, dan sayuran. Indonesia mengimpor paling banyak dari Italia, Oman, Bulgaria, Jerman, dan India.

"Meningkatnya impor buah-buahan ini biasanya dipengaruhi event, jelang perayaan Imlek," kata Suhariyanto.

Selain itu, BPS juga merilis data ekspor-impor Desember berbasis tahunan. Ekspor mengalami surplus dari -5.67 persen ke 1.28 persen, sedangkan defisit impor menyempit dari level -9.24 persen ke -5.62 persen. Dengan begitu, neraca perdagangan Indonesia 2019 mengalami defisit USD3.2 miliar secara tahunan. Angka itu lebih baik dibandingkan dengan tahun 2018, yang mengalami defisit USD8.6 miliar.

Rupiah Berbalik Melemah

Rilis data neraca perdagangan yang positif nyatanya tak berimbas pada nilai tukar Rupiah hari ini. Saat sesi akhir perdagangan Asia, Rupiah merosot terhadap Dolar AS, dengan USD/IDR yang naik 0.29% dibandingkan level Open Harian ke angka Rp13,690.

Pelemahan Rupiah juga ditunjukkan oleh Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) sebesar 52 poin, dari Rp13,654 ke Rp13,706. Pasar tampaknya masih menantikan penandatanganan kesepakatan dagang AS-China fase pertama di Washington. Vice President Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, menerangkan bahwa hari ini sebagian harga instrumen investasi terkonsolidasi, termasuk Rupiah terhadap Dolar AS.

"Kekhawatiran pasar muncul setelah Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan tarif impor Tiongkok tidak akan dihapus," kata Ariston.

Anda dapat menonton ulasan berita di atas dalam bentuk audio berikut ini.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE