Menu

Sektor Manufaktur China Kontraksi, Harga Minyak Terjun

M Septian

Mengawali pekan ini, harga minyak terjun setelah China melaporkan bahwa sektor manufakturnya masih mengalami kontraksi. Kemungkinan pemangkasan pasokan minyak dari beberapa produsen utama juga masih belum mungkin untuk terlaksana.

Mengawali pekan ini, harga minyak terjun setelah China melaporkan bahwa sektor manufakturnya masih mengalami kontraksi. Kemungkinan pemangkasan pasokan minyak dari beberapa produsen utama juga masih belum mungkin untuk terlaksana.

Menurut laporan Caixin, PMI Manufaktur China bulan Januari menambah lajunya ke 48.4 dari 48.2 Desember lalu, melebihi ekspektasi para analis. Sedangkan 45 menit sebelumnya, data resmi dari pemerintah China menyebutkan bahwa indeks PMI Manufaktur melambat ke 49.4 dari bulan sebelumnya 49.7. Meskipun terjadi sedikit perbedaan, kedua laporan tersebut menunjukkan bahwa sektor manufaktur di China masih mengalami kontraksi.

Hari ini (1/2), kontrak berjangka minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk dikirim bulan depan terpangkas 1.46 persen ke 33.18 Dolar AS per barel. Jumat (29/1) silam, harga minyak di AS mendatar, cenderung tak terpengaruh sumur minyak yang beroperasi telah berkurang 18. Baker Hughes melaporkan bahwa jumlah sumber minyak AS menurun menjadi 619 dari 637 pada pekan sebelumnya.

Sementara itu, tolok ukur minyak berjangka internasional Brent pengiriman bulan April merosot 1.67 persen menjadi USD 35.45 per barel. Sesi sebelumnya minyak Brent ditutup pada USD 35.99 atau menguat 3.42 persen setelah Menteri Energi Rusia, Alexander Novak berkata bahwa Saudi Arabia mengusulkan untuk memotong produksi minyak masing-masing negara hingga 5 persen.

Pemangkasan Produksi Minyak Belum Mungkin Terlaksana

Minggu lalu, minyak mentah telah mengalami rally selama empat hari beruntun, akibat spekulasi mengenai kemungkinan persetujuan pemangkasan output, dalam rangka menanggulangi semakin membanjirnya pasokan minyak global. Hanya saja, prospek mengenai pengurangan produksi minyak antara OPEC dan Rusia tersebut nampaknya masih sulit untuk terealisasi karena adanya selisih paham. Hingga berita ini ditulis, masih belum ada kabar lebih lanjut dari negara-negara produsen utama minyak tersebut.

Iran yang bulan lalu telah diperbolehkan untuk kembali mengekspor minyak setelah sanksinya dicabut, juga tidak berencana untuk mengurangi pasokan minyak. Dengan kembalinya Iran ke pasar minyak, output OPEC melonjak menjadi 32.60 juta barel per hari. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi selama beberapa tahun terakhir. Jika dihitung, produksi minyak global lebih banyak 1 juta barel per hari daripada permintaan.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE