Menu

Sempat Melonjak, Harga Minyak Kembali Anjlok Setelah Rilis API

M Septian

Harga minyak jatuh setelah diumumkannya jumlah cadangan minyak AS yang meningkat jauh melebihi perkiraan para analis. Semalam tadi, minyak sempat naik hingga setara dengan level penutupan harga pekan lalu. Namun pagi ini kembali melemah sama seperti penurunan kemarin.

Harga minyak jatuh setelah diumumkannya jumlah cadangan minyak AS yang meningkat jauh melebihi perkiraan para analis. Semalam tadi, minyak sempat naik hingga setara dengan level penutupan harga pekan lalu. Namun pagi ini kembali melemah sama seperti penurunan kemarin.

Harga minyak mentah AS turun 51 sen atau lebih dari satu persen ke 44.72 Dolar AS per barel. Sementara minyak Brent turun 42 sen ke USD 47.81 per barel. Minyak WTI (West Texas Intermediate) telah kehilangan sembilan persen harganya pada bulan ini akibat merosotnya harga komoditas di tengah semakin mendalamnya perlambatan laju pertumbuhan ekonomi China. Demikian juga dengan Brent sebagai tolok ukur harga minyak internasional, nilai jualnya sudah jatuh hampir 12 persen selama bulan September.

Tadi malam, American Petroleum Institute (API) merilis jumlah cadangan minyak di AS meningkat 4.6 juta barel menjadi 457.8 juta barel pada pekan hingga ke 25 September. Melebihi hasil polling yang dilakukan Reuters yang memperkirakan peningkatan hanya 102,000 barel. Sedangkan laporan cadangan minyak dari badan pemerintah AS yang mengurusi data mengenai energi (EIA) dijadwalkan akan keluar pada malam nanti.

"Kami memperkirakan bahwa cadangan minyak AS berkurang karena produksi minyak AS menurun," menurut catatan Daniel Ang analis Philip Futures Singapore dikutip dari CNBC. Dia mengatakan lagi, "Produksi minyak AS harus terus menurun dengan jatuhnya jumlah sumur AS". Para analis memperkirakan sesi Rabu ini kemungkinan semakin bergejolak karena hari ini adalah akhir bulan September dan merupakan penutupan trading kuartal ketiga.

Rhidoy Rashin selaku analis minyak di konsultan Energy Aspect berpendapat bahwa harga minyak tak mungkin bergerak jauh lebih tinggi dalam waktu dekat ini karena pertumbuhan permintaan yang melemah dan kemungkinan akan terus melambat hingga 2016 nanti. Menurut pernyataannya pada Reuters, "Kami melihat pertumbuhan permintaan melemah dari 1.5 juta menjadi 1 juta barel per hari tahun depan". Dia memprediksi pasokan minyak akan bergerak menuju titik terendah dalam basis tahunan, namun harganya masih akan lemah selama enam bulan kedepan dalam kisaran 45 hingga 55 Dolar AS untuk memastikan keseimbangan harga yang tepat.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE