Menu

Sentimen Pasar Terdongkrak Vaksin Moderna, USD Kandas

A Muttaqiena

Sentimen risk-on global terpacu oleh kabar vaksin Corona, sementara USD tertekan ketidakpastian politik Amerika Serikat.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) melemah beruntun sejak pembukaan awal pekan hingga menyentuh level 92.50-an lagi dalam perdagangan hari ini (17/November). Sentimen risk-on global terpacu oleh pengumuman produsen vaksin Moderna, sementara USD tertekan oleh kekhawatiran terkait transisi kepemimpinan Amerika Serikat.

Moderna menjadi perusahaan farmasi AS kedua yang mengumumkan kemajuan dalam riset vaksin virus Corona (COVID-19). Menurut Moderna, vaksin besutannya terbukti mampu melawan virus dengan efektivitas nyaris 95 persen. Tingkat efektivitas ini bahkan lebih unggul dibanding vaksin Pfizer yang diumumkan pekan lalu .

Kabar ini melonjakkan minat risiko global, sehingga ekuitas dan beragam mata uang berbeta tinggi semakin mentereng. Greenback pun jatuh terhadap semua mata uang mayor. Namun reaksi pasar mata uang lebih moderat ketimbang euforia bursa saham dunia, lantaran masih tingginya tingkat infeksi COVID-19 di Amerika Serikat dan sejumlah ketidakpastian dalam distribusi vaksin kelak. Selain itu, pasar khawatir Presiden AS Donald Trump bakal mensabotase transisi kepemimpinan ke Joe Biden.

"Reaksi pasar (mata uang) terbatas karena akan butuh waktu untuk mendistribusikan vaksin, dan ada ketidakpastian tentang politik AS," ujar Masafumi Yamamoto dari Mizuho Securities Tokyo, sebagaimana dilansir oleh Reuters, "Kecuali kita mengentaskan hambatan itu, dolar takkan naik. Dolar tampak lemah secara khusus terhadap yuan."

Wen Yan, seorang pakar mata uang dari Barclays, berpendapat senada. Katanya, "Kami kira pasar kemungkinan mengevaluasi ulang perkembangan COVID-19 dalam jangka pendek, mengukur berita vaksin yang positif terhadap peningkatan kasus infeksi virus, kekhawatiran tentang paket stimulus fiskal AS yang lebih kecil dan tertunda, serta Kongres yang terpecah dengan bayang-bayang sengketa pemilu di AS."

Sebagaimana diketahui, perhitungan cepat pemilu Amerika Serikat yang dilakukan oleh media massa memenangkan capres Joe Biden versus petahana Presiden Donald Trump. Sementara itu, pemilu parlemen menghasilkan pembagian kekuasaan yang sama seperti sekarang. House of Representatives tetap didominasi oleh partai Demokrat, dan Senat tetap dikuasai oleh partai Republik.

Trump menolak menerima hasil perhitungan cepat pilpres, bersikeras menyatakan dirinya-lah yang menang, serta berencana menggugat hasil pemilu ke Mahkamah Agung . Pimpinan Senat dari partai Republik, Mitch McConnell, malah mendukung upaya Trump untuk menggugat hasil pemilu. Staf pemerintahan AS yang dilantik oleh Trump juga dikabarkan memblokir akses tim transisi Biden. Hal ini menghalangi tim Biden untuk mendapatkan informasi-informasi krusial terkait pandemi COVID-19 maupun situasi darurat lain yang mungkin terjadi selama beberapa bulan ke depan, termasuk serangan teroris seperti 9/11.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE