Menu

Sentimen Produsen Jepang Turun Ke Level Terendah 2 Tahun

Pandawa

Sentimen produsen Jepang memburuk selama kuartal pertama 2019, mencatatkan level paling rendah sejak 2017. USD/JPY pun menguat pesat.

Pada hari Senin (1/April), indeks Tankan yang dipantau secara ketat oleh BoJ mengungkapkan bahwa sentimen di kalangan produsen besar Jepang merosot ke level terendah 2 tahun pada kuartal pertama 2019. Kemerosotan itu semakin menggarisbawahi kekhawatiran bahwa perang dagang AS-China telah meruntuhkan optimisme di kalangan pelaku manufaktur Jepang.

Indeks utama yang mengukur kepercayaan bisnis (Business Confidence) di Jepang turun ke level 12 pada kuartal pertama 2019, jauh lebih buruk dibandingkan rilis kuartal IV/2018 yang saat itu masih berada di level 19. Laporan ini juga berada di bawah ekspektasi ekonom sebelumnya, yang memprediksi jika indeks Tankan hanya akan melemah di level 13.

Selain terperosok ke level paling rendah sejak 2017, sentimen produsen Jepang juga mencatatkan laju penurunan tercepat sejak Desember 2012 lalu. Hal ini terjadi lantaran produsen Jepang begitu merasakan penurunan tajam dari permintaan ekspor maupun domestik terhadap barang-barang elektronik, mobil, dan mesin.

"Kami melihat angka-angka yang melemah secara keseluruhan dan prospeknya memburuk, mencerminkan perlambatan ekonomi Jepang di awal tahun. Dengan demikian akan berdampak terhadap sektor tenaga kerja, sehingga BoJ perlu meninjau kembali kebijakannya," kata Hiroshi Miyazaki, ekonom senior di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities.

Penurunan serupa juga terlihat pada indeks sentimen produsen non-manufaktur yang turun ke level 21 pada kuartal pertama 2019, lebih rendah dari periode sebelumnya pada level 24. Angka 21 tersebut merupakan hasil terendah sejak Maret 2017, dan meleset dari ekspektasi ekonom yang mematok level 22 sebagai forecast.

 

USD/JPY Menguat Signifikan

Rilis sentimen produsen Jepang yang memburuk sedikit banyak berkontribusi terhadap pelemahan Yen versus Dolar AS pada perdagangan di sesi Asia hari ini. Kondisi itu tercermin dari pergerakan pasangan mata uang USD/JPY yang menguat dan berada di kisaran 111.08, menciptakan gap naik dari harga penutupan di sesi Jumat minggu lalu (29/Maret).

Selain turunnya indeks Tankan, pelemahan Yen juga disinyalir dipicu oleh merebaknya minat risiko pelaku pasar, menyusul rilis positif data PMI Manufaktur China bulan Maret yang kembali ke jalur ekspansi.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE