Menu

Sentimen Risk Off Meningkat, Dolar AS Lanjutkan Reli

Pandawa

Dolar AS menguat karena sentimen penghindaran risiko atas kekhawatiran investor terhadap virus Corona Delta dan antisipasi pengumuman FOMC pekan ini.

Seputarforex - Dolar AS bergerak menguat pada perdagangan hari Senin (20/September), didukung oleh merebaknya kembali sentimen risk off yang menguntungkan posisi Dolar sebagai mata uang safe haven. Pada saat berita ini diturunkan, Indeks Dolar (DXY) berada di kisaran 93.30, menguat 0.06 persen secara harian.

Secara garis besar, pergerakan Dolar AS melanjutkan kenaikan yang sudah terbentuk sejak pekan lalu. Kekhawatiran investor terhadap virus Corona Delta yang kian menyebar luas di beberapa negara Asia dan Australia telah mendorong aksi jual terhadap aset-aset berprofil risiko tinggi.

Akibatnya, AUD/USD melemah 0.40 persen di area 0.7234, begitu pula dengan Dolar Kanada yang tak kuasa menahan penguatan USD sebesar 0.16 persen di kisaran 1.2786.

Selain terhadap mata uang komoditas, Dolar AS juga terpantau menguat terhadap Euro dan Sterling. Sedangkan versus mata uang safe haven lainnya seperti Yen, posisi Dolar AS terpantau stabil di area konsolidasi yang sudah terbentuk dalam beberapa hari terakhir.

 

Investor Nantikan Pengumuman FOMC

Penguatan dolar AS awal pekan ini juga diwarnai oleh antisipasi investor terhadap pernyataan The Fed pada pengumuman kebijakan moneter. The Fed diekspektasikan untuk mengkonfirmasi dasar-dasar penerapan program tapering pada pertemuan FOMC pertengahan pekan ini.

Antisipasi investor jelang pengumuman The Fed tampak dari pergerakan imbal hasil obligasi AS 10-tahunan yang kini bergerak mendatar setelah menyentuh level tertinggi 2 bulan baru-baru ini. "Kurva imbal hasil yang lebih datar mengindikasikan beberapa kekhawatiran bahwa The Fed mungkin terlalu berlebihan mengenai prospek rate hike," kata Tapas Strickland, direktur ekonomi NAB dalam sebuah catatan.

Pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang menegaskan jika prospek rate hike masih jauh dinilai cukup berlebihan oleh pelaku pasar. Pasalnya, beberapa bank sentral negara maju lainnya (anggota G10) justru telah memberi sinyal untuk melakukan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.

Tapas mencatat hanya perlu 2-3 anggota FOMC untuk mengubah "dot plot" sehingga susunannya mendukung kenaikan suku bunga tahun 2022. Hal ini mengingat sejauh telah terdapat 7 dari 18 anggota FOMC yang mendukung rate hike tahun depan.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE