Menu

Serangan Rusia Makin Sengit, Euro Kian Babak Belur

A Muttaqiena

Kurs euro terpukul lantaran pelaku pasar khawatir invasi Rusia ke Ukraina bakal mencederai pertumbuhan ekonomi Eropa.

Seputarforex - Euro tertahan di bawah ambang 1.1100 terhadap dolar AS pada awal perdagangan sesi Eropa (3/Maret), masih berada dekat kisaran terendahnya sejak Mei 2020. Pelaku pasar khawatir invasi Rusia ke Ukraina bakal mencederai pertumbuhan ekonomi Eropa, sembari memantau perundingan Rusia-Ukraina babak kedua yang bakal digelar hari ini.

Grafik EUR/USD Daily via TradingView

Pasukan Rusia berhasil menduduki Kherson, salah satu kota pelabuhan utama Ukraina di Laut Hitam. Sementara itu, Rusia terus membombardir sejumlah kota besar lain seperti Kharkiv dan Kyiv.

PBB meloloskan resolusi yang didukung oleh 141 dari 193 anggota untuk mengecam Rusia. Makin banyak sanksi berat dijatuhkan atas Moskow, termasuk akan dikeluarkannya sejumlah bank asal Rusia dari jaringan SWIFT -salah satu "opsi nuklir" yang sebelumnya ditentang oleh sebagian negara Uni Eropa -.

Situasi ini memicu kenaikan harga minyak mentah dunia . Harga minyak mentah tipe Brent kemarin sempat menembus USD120 per barel, sementara WTI sampai sekarang masih beredar pada kisaran USD115 per barel. Kenaikan harga minyak mencerminkan krisis energi yang semakin parah dan dapat kian mempersulit kehidupan masyarakat Eropa.

Berbagai negara Eropa hingga kini masih kesulitan melepaskan diri dari ketergantungan pada pasokan energi Rusia, sehingga sanksi atas Rusia juga berdampak bumerang bagi mereka. Apalagi Rusia dan Ukraina termasuk eksportir produk agrikultur penting. Divestasi oleh perusahaan-perusahaan multinasional pun berpotensi terjadi bukan hanya di Rusia, melainkan juga di Ukraina dan beberapa negara tetangganya.

"Dalam krisis saat ini, kami memandang status euro sebagai rapuh," kata Jane Foley, pakar strategi FX senior dari Rabobank, "Pada tingkat korporasi, ada jaringan hubungan yang kompleks antara Uni Eropa dan perusahaan-perusahaan Rusia, khususnya di sektor energi. Harga energi telah meningkat lebih tinggi, demikian pula beragam produk agrikultur. Karenanya, peperangan di Ukraina menandakan inflasi yang tinggi untuk periode waktu lebih lama dan potensi pertumbuhan ekonomi yang lebih lamban."

Sentimen risiko pasar kemungkinan akan terus bergejolak, sehingga prospek euro tetap fluktuatif. Perundingan Rusia-Ukraina putaran kedua hari ini menjadi sorotan utama, di samping aksi militer Rusia dan sanksi Barat berikutnya.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE