Menu

Spekulasi Bunga The Fed Membubung, Dolar Melambung

A Muttaqiena

Neel Kashkari mengatakan bahwa suku bunga The Fed mungkin perlu naik sampai lebih dari 6 persen demi mencapai target inflasi.

Seputarforex - Dolar AS mendominasi perdagangan hari Selasa ini (23/Mei), menyusul pernyataan beberapa pejabat The Fed yang jauh lebih hawkish daripada pidato Jerome Powell pada akhir pekan lalu. Indeks dolar AS (DXY) menguat sekitar 0.3 persen ke kisaran 103.60-an lagi, sementara USD/JPY mencapai level tertinggi dalam enam bulan terakhir.

Presiden The Fed Minneapolis, Neel Kashkari, mengatakan bahwa suku bunga AS mungkin perlu naik sampai "lebih dari 6%" agar laju inflasi kembali ke target 2%. Presiden The Fed St Louis, James Bullard, juga berpendapat bank sentral mungkin harus menaikkan suku bunga sebanyak 50 basis poin lagi dalam tahun ini.

"Ini adalah masa paling tak menentu yang pernah kita alami dalam hal memahami dinamika yang mendasari inflasi. Jadi saya akan membiarkan inflasi memandu saya dan saya pikir kita (akan) membiarkan inflasi memandu kita. Mungkin kita perlu (menaikkan bunga sampai) lebih dari 6%," kata Kashkari dalam wawancara di Squawk Box CNBC, "(Namun) jika stres perbankan mulai menurunkan inflasi bagi kami, maka mungkin… kami semakin dekat dengan titik akhirnya. Saya tidak tidak tahu (pasti) sekarang."

Pernyataan mereka sontak mengerek spekulasi pasar, mengingat suku bunga The Fed aktual saat ini baru mencapai rentang 5%-5.25%. Pelaku pasar kini memperkirakan adanya 30% peluang untuk kenaikan suku bunga lanjutan pada bulan Juni, meskipun sebagian juga masih meyakini The Fed bakal memangkas suku bunga sampai tingkat 4.75% pada akhir tahun.

"Komentar hawkish The Fed telah menaikkan ekspektasi kenaikan suku bunga dan itu adalah salah satu alasan mengapa dolar lebih kuat," kata Niels Christensen, kepala analis Nordea, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Ada dua faktor lain yang mendorong penguatan kurs dolar hari ini. Pertama, laporan Purchasing Managers' Index (PMI) dari Zona Euro dan Inggris secara umum lebih lemah daripada ekspektasi konsensus, sehingga gagal menyokong upaya rebound euro dan sterling. Kedua, negosiasi plafon utang pemerintah AS pada hari Senin berakhir nihil lagi.

Keduanya memperburuk sentimen pasar global, sehingga cenderung menguntungkan bagi greenback yang berstatus safe haven. Di saat yang sama, dolar rentan tergelincir lagi apabila sentimen membaik.

"Pasar masih mengharapkan tercapainya suatu kesepakatan," kata Christensen, "Suatu kesepakatan semestinya memicu sedikit lebih banyak sentimen risk-on yang dapat (berdampak) negatif bagi dolar."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE