Menu

Spekulasi FED Rate Naik Lagi, Minyak Lengser Dari Level Tinggi

A Muttaqiena

Setelah reli selama dua hari didorong oleh gangguan produksi di berbagai wilayah, harga minyak melorot dari puncak level tinggi pada hari ini (5/19) akibat meningkatnya spekulasi seputar kenaikan suku bunga FED pasca rilis notulen rapat kebijakan bank sentral AS tadi malam.

Setelah reli selama dua hari didorong oleh gangguan produksi di berbagai wilayah, harga minyak mentah berjangka melorot dari puncak level tinggi pada hari ini (5/19) akibat meningkatnya spekulasi seputar kenaikan suku bunga FED (FED Rate) pasca rilis notulen rapat kebijakan bank sentral AS tadi malam. Selain itu, peningkatan persediaan minyak AS yang dilaporkan melebihi ekspektasi oleh EIA juga menghadirkan insentif tambahan bagi para pelaku pasar untuk melepas komoditas ini.

Harga minyak Brent dan WTI yang awalnya sudah mendekati ambang $50 per barel langsung berbalik mundur pasca publikasi kedua data berdampak besar tersebut. Saat berita ini ditulis, Brent telah merosot hingga kisaran $48.20 dan WTI di sekitar $47.55 per barel.

Notulen dari rapat kebijakan moneter bank sentral AS (FOMC) bulan April mengindikasikan kesiapannya untuk menaikkan suku bunga bulan Juni mendatang, jika data ekonomi menunjukkan pertumbuhan ekonomi lebih kuat di kuartal kedua dan inflasi serta ketenagakerjaan cukup kencang. Dampaknya, Dolar spontan menguat terhadap mata uang-mata uang lain dan harga-harga komoditas bertumbangan.

Sebagaimana diketahui, komoditas-komoditas berjangka umumnya diperdagangkan dalam mata uang dolar di pasar internasional, sehingga apabila Dolar menguat maka akan menjadikan harga komoditas lebih mahal bagi negara-negara yang menggunakan mata uang berbeda dan berpotensi berdampak negatif pada permintaan.

Di sisi lain, persediaan minyak mentah Amerika Serikat malah meningkat 1.3 juta barel dalam laporan Energy Information Administration (EIA), jauh diatas estimasi penurunan 3.14 juta barel. Namun persediaan gasolin dan hasil distilasi menurun, sehingga menghadirkan harapan akan masih kuatnya permintaan pasar. Tercatat persediaan gasolin menurun sebanyak 3.2 juta barel, lebih dalam dari ekspektasi penurunan 150,000 barel. Persediaan hasil distilasi pun berkurang 3.2 juta barel, lebih dari ekspektasi 642,000 barel.

 


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE