Menu

Sterling Dan Euro Flat Jelang Referendum Brexit

Utari

Sterling dan Euro diperdagangkan relatif flat pada hari Rabu (22/06), hari terakhir untuk kampanye sebelum referendum Brexit sejalan dengan hasil poling yang menunjukkan bahwa selisih antara bremain dan Brexit masih ketat.

Sterling dan Euro diperdagangkan relatif flat pada hari Rabu (22/06), hari terakhir untuk kampanye sebelum referendum Brexit sejalan dengan hasil poling yang menunjukkan bahwa selisih antara bremain dan Brexit masih ketat.

 

Survei Survation misalnya, survei ini menunjukkan bahwa kelompok kontra terhadap Brexit sebanyak 45 persen dan kelompok pro dan setuju terhadap Brexit adalah sebesar 44 persen dengan 11 persen partisipan masih belum menentukan pilihan mereka.

Selain itu, poling pada hari Senin juga menunjukkan bahwa pendukung Brexit sudah berkurang setelah pada survei sebelumnya pekan lalu mengalami peningkatan. Saat berita ini diturunkan, pair GBP/USD berada di level harga 1.466 per dolar AS sedangkan pair EUR/USD diperdagangkan di kisaran level harga 1.127 per dolar AS.

Beberapa analis masih meyakini bahwa referendum ini masih terlalu cepat untuk diadakan sehingga membuat suasana tegang diantara para investor pasar finansial karena terdapat kekhawatiran jika Inggris keluar dari Uni Eropa. Apabila Brexit benar-benar terjadi maka hal tersebut bisa jadi akan mengganggu pertumbuhan ekonomi dan menyebabkan kekacauan bagi bank-bank dan pasar finansial secara global.

Sementara itu, adanya kasus penembakan anggota parlemen Inggris yang kontra terhadap Brexit pekan lalu berhasil membuat Sterling kembali naik sebesar lima persen menjadi sekitar 1.40 per dolar AS dari penurunan di sesi sebelumnya. Namun, beberapa bank memprediksi bahwa Sterling bisa jadi akan mengalami penurunan ke level harga 1.30 per dolar AS jika hasil referendum besok menunjukkan bahwa Inggris keluar dari Uni Eropa.

Komentar Janet Yellen

Ketika referendum Brexit masih menjadi isu hangat, komentar dari ketua the Fed, Janet Yellen pada hari Selasa malam kemarin membuat prediksi dan peluang kenaikan suku bunga AS di bulan Juli menurun dan ia juga menyinggung tentang resiko Brexit. Selain Janet Yellen, adapun Presiden ECB, Mario Draghi yang menyatakan, ECB harus bersiap untuk bertindak dengan semua instrumennya bila diperlukan.

Pernyataan Draghi tersebut seiring dengan Swiss Investment Bank UBS yang memperingatkan kliennya bahwa kemungkinan eksekusi beberapa order pada plattform trading elektronik akan sulit karena hasil referendum akan berdampak pada likuiditas serta menyebabkan volatilitas harga yang ekstrim.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE