Menu

Sterling Ditekan Ultimatum Uni Eropa dan Lambannya GDP Inggris

A Muttaqiena

Walaupun GDP Inggris melejit 6.6 persen pada bulan Juli, pemulihan ekonomi mungkin baru akan terealisasi sepenuhnya pada tahun 2022.

Seputarforex - Poundsterling tertekan pada kisaran 1.2800 terhadap dolar AS pada awal perdagangan sesi Eropa (9/September), sementara EUR/GBP terus melejit ke rekor tertinggi tahun ini. Depresiasi berhubungan dengan memburuknya hubungan dengan Uni Eropa, serta lambannya pertumbuhan GDP Inggris. Pemulihan ekonomi Inggris mungkin baru akan terealisasi sepenuhnya pada tahun 2022.

Grafik GBP/USD Daily via Tradingview.com

UK Office for National Statistics (ONS) melaporkan GDP Inggris hanya tumbuh 6.6 persen (Month-over-Month) pada bulan Juli. Pertumbuhan terdongkrak oleh kembalinya para siswa ke sekolah, dibukanya kembali sejumlah layanan jasa sekunder seperti salon, serta laris-manisnya penjualan mobil. Namun, laju pertumbuhan GDP lebih lamban dibanding ekspektasi pasar (6.7 persen) maupun pertumbuhan bulan Juni (8.7 persen).

"Juli kemungkinan mencatat lonjakan aktivitas terakhir (setelah pelonggaran lockdown -red) dan pemulihan penuh kemungkinan tidak akan tercapai hingga awal 2022. Inilah alasan mengapa kami kira Bank of England masih akan memperluas QE sebanyak GBP250 miliar lagi," kata Thomas Pugh, ekonom Inggris dari Capital Economics.

Sementara itu, prospek "No-Deal Brexit" semakin menguat. Merepons keputusan pemerintah Inggris untuk merilis RUU Pasar Dalam Negeri yang kontroversial, European Commission memberikan ultimatum kepada Inggris. Uni Eropa menuntut agar Inggris menarik legislasi tersebut sebelum akhir bulan September. Apabila Inggris tetap mempertahankannya, Uni Eropa akan mengambil tindakan hukum karena legislasi itu dianggap melanggar EU Withdrawal Agreement yang telah disepakati tahun lalu.

"Uni Eropa telah memberi waktu bagi Inggris hingga akhir September untuk mengamandemen RUU. Jika Inggris tak menaatinya, upaya negosiasi antara kedua kawasan akan terancam. Risiko 'No-Deal Brexit' semakin mungkin terjadi dan masih menjadi beban berat bagi GBP," ungkap Carol Kong, seorang pakar strategi forex dari CBA.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE