Menu

Sterling Masih Gamang Hadapi Brexit Plan B-nya Theresa May

A Muttaqiena

Kisi-kisi Plan B untuk Brexit yang dirancang oleh PM Theresa May dinilai hambar, sehingga tak berefek signifikan terhadap Poundsterling menjelang rilis data ketenagakerjaan nanti sore.

Poundsterling diperdagangkan melemah pada awal sesi Eropa hari Selasa ini (22/Januari), tetapi masih dalam kisaran harga yang dicetak pada awal pekan. Saat berita ditulis, pasangan mata uang GBP/USD melandai sekitar 0.13 persen ke level 1.2877, sementara GBP/JPY menurun 0.31 persen ke level 140.92.

Kemarin malam, Perdana Menteri Theresa May telah menyampaikan kisi-kisi mengenai "Plan B" untuk Brexit yang dibuatnya sebelum berunding lagi dengan Uni Eropa. Namun, pelaku pasar tak melihat ada perbedaan dibandingkan rancangan sebelumnya yang telah ditolak oleh Parlemen Inggris.

Dalam pidato di hadapan House of Commons, PM Theresa May menyampaikan bahwa ia akan mengeksplorasi beberapa alternatif lain untuk masalah perbatasan Irlandia. Ia pun menegaskan kembali akan bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mencapai jalan keluar dari kebuntuan; serta menyebut sejumlah konsesi minor, seperti penghapusan fee sebesar 65 Pounds yang sebelumnya akan dibebankan atas semua warga negara Uni Eropa yang ingin tetap tinggal di Inggris setelah Brexit.

Di luar topik-topik tersebut, tak ada perubahan signifikan dibandingkan rancangan kesepakatan sebelumnya. Alih-alih, PM May menekankan bahwa biar bagaimanapun juga, Parlemen harus menyetujui suatu kesepakatan yang kelak dicapai dalam perundingan pihaknya dengan Uni Eropa -kesepakatan seperti apapun itu.

Sembari mengulang-ulang retorika bahwa "No-Deal Brexit" bukanlah hasil akhir yang diinginkan oleh semua pihak karena berdampak buruk bagi Inggris, May menyampaikan hanya ada dua mekanisme yang bisa diambil oleh Parlemen (selain menyetujui kesepakatan yang telah tercapai dengan Uni Eropa), yaitu:

  1. Menarik kembali Article 50, dengan konsekuensi membatalkan Brexit dan tak direkomendasikan oleh May.
  2. Memperpanjang proses Article 50 (mengundurkan deadline Brexit); tetapi langkah ini hanya dapat diambil dengan persetujuan 27 negara anggota Uni Eropa lainnya, dan May tak dapat menjamin mereka semua bakal setuju.

Andrew Wishart, ekonom dari Capital Economics, mengatakan, "'Plan B'-nya Perdana Menteri terdengar sangat mirip dengan 'Plan A', yang ditolak oleh Parlemen kurang dari seminggu lalu, jadi tampaknya tak mengubah outlook jangka pendek bagi perekonomian. Dalam hal ini, voting atas amandemen 'Plan B' pada hari Selasa tanggal 29 (Januari) kemungkinan lebih penting (dibandingkan pemaparan 'Plan B' kemarin -red)."

Sementara itu, para trader Poundsterling juga menantikan rilis data ketenagakerjaan Inggris yang akan dirilis pukul 16:30 WIB nanti. Data Claimant Count Change diestimasikan berkurang dari 21.9k menjadi 20.0k pada bulan Desember, sementara Average Earnings Index+Bonus diproyeksikan tetap tumbuh 3.3 persen per bulan November, dan tingkat pengangguran tetap pada level 4.1 persen. Apabila data aktual lebih baik dari estimasi, maka Pounds berpotensi rebound, meski masih dikekang oleh ketidakpastian Brexit.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE