Menu

Sterling Pertahankan 1.2300-an, Ditopang GDP Dan Ekspektasi Brexit

A Muttaqiena

GBP/USD ditopang oleh revisi data GDP Inggris kuartal II/2019, serta berita bahwa parlemen masih gigih menghambat prospek No-Deal Brexit.

Pasangan mata uang GBP/USD cenderung defensif, tetapi masih berada di atas ambang 1.2300 hingga awal sesi Eropa hari ini (30/September). Posisi Pound juga stabil sekitar level 132.85 terhadap Yen Jepang, sementara EUR/GBP terkoreksi 0.3 persen ke kisaran 1.0862. Mata uang negerinya Ratu Elizabeth II ini ditopang oleh revisi data GDP Inggris kuartal II/2019 dan berita terbaru mengenai brexit.

UK Office for National Statistics (ONS) melaporkan bahwa perekonomian Inggris tumbuh 1.3 persen (Year-on-Year) pada kuartal II/2019, bukan hanya tumbuh 1.2 persen sebagaimana ditunjukkan dalam laporan sebelumnya. Namun, laju GDP kuartalan tetap tercatat -0.2 persen (Quarter-over-Quarter), karena aktivitas perusahaan-perusahaan yang menimbun stok menjelang brexit telah berakhir pada kuartal pertama.

Laporan GDP Inggris tersebut sempat mendorong Pound mencapai level tertinggi harian, tetapi tak bertahan lama. Ketidakpastian politik dan kebuntuan rencana brexit masih menjadi faktor yang paling membebani mata uang ini. Posisi Pound merosot beruntun selama tiga hari terakhir dalam pekan lalu, karena sengketa antara PM Boris Johnson dan parlemen Inggris mengenai arah perundingan brexit dengan Uni Eropa.

Selama tak ada kepastian bahwa PM Boris Johnson takkan melaksanakan "No-Deal Brexit", maka Pound akan terus menerus rentan terkoreksi. Sebaliknya, Pound akan makin kokoh seiring dengan diblokirnya prospek "No-Deal Brexit" dan tercapainya kesepakatan dengan Uni Eropa. Hingga saat ini, parlemen Inggris masih berfokus pada upaya untuk menjegal Johnson, sedangkan Johnson belum melaporkan kemajuan signifikan dalam perundingan dengan Uni Eropa.

Media The Telegraph melaporkan bahwa anggota partai Liberal Demokrat, SNP, Green, Plaid Cymru, dan kelompok independen akan berunding dengan pimpinan partai Labour, Jeremy Corbyn, hari ini. Mereka akan membicarakan upaya baru apa yang dapat ditempuh, untuk memastikan PM Boris Johnson tak bisa merealisasikan keinginannya membawa Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa deal pada tanggal 31 Oktober. Labour merupakan mesin penggerak oposisi, karena mereka menguasai kursi terbanyak di parlemen Inggris setelah partai Konservatif yang dipimpin oleh Johnson.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE