Menu

Sterling Stabil Di Level Rendah Pasca Super Thursday

A Muttaqiena

Pernyataan bank sentral Inggris kemarin berakhir flat, sehingga poundsterling masih tertahan di level rendah.

Poundsterling tertekan di kisaran 1.2100-an terhadap Dolar AS dalam perdagangan sesi Asia hari Jumat ini (2/Agustus). Dalam pengumumannya kemarin, bank sentral Inggris (BoE) memutuskan untuk tidak mengubah arahan kebijakan sama sekali. Pengumuman tersebut dinilai dovish karena BoE memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi, tetapi tak cukup kuat untuk menjadi katalis pasar karena tak ada isyarat perubahan suku bunga.

Grafik GBP/USD Daily via Tradingview.com

Event berjuluk Super Thursday yang menggabungkan pengumuman bank sentral dan laporan inflasi, merupakan salah satu sorotan utama pasar pada hari Kamis. Akan tetapi, ternyata tak ada kabar signifikan yang mengemuka darinya. Semua pejabat BoE sepakat mempertahankan suku bunga pada level 0.75 persen, sesuai ekspektasi. BoE juga kembali mengulangi pernyataannya bahwa kenaikan suku bunga di masa depan akan tergantung pada bagaimana situasi brexit dan perekonomian global.

BoE mengakui bahwa risiko "No-Deal Brexit" telah meningkat . Selaras dengan itu, mereka memangkas proyeksi pertumbuhan GDP tahun ini dari 1.5 persen menjadi 1.3 persen. Proyeksi untuk tahun 2020 juga diturunkan dari 1.6 persen menjadi 1.3 persen saja. Namun, BoE justru mendongkrak ekspektasi inflasi dari 1.72 persen menjadi 1.9 persen untuk satu tahun ke depan. Padahal, kenaikan inflasi dinilai tak berpengaruh terhadap kebijakan BoE selama ketidakpastian brexit terus berlanjut.

"BoE telah mengecewakan ekspektasi pasar yang mengharapkan update kebijakan lebih dovish hari ini. Dalam beberapa bulan terakhir, pasar suku bunga Inggris mulai memperhitungkan (kemungkinan) satu kali pemangkasan suku bunga oleh BoE dalam satu tahun ke depan. Namun, BoE menyediakan sedikit sekali isyarat ke arah pemangkasan suku bunga, walaupun menegaskan bahwa outlook semakin tidak pasti," kata Lee Hardman, analis mata uang dari MUFG London.

Berikutnya, pelaku pasar memantau rilis data PMI untuk sektor konstruksi yang akan dipublikasikan pada pertengahan sesi Eropa (15:30 WIB). Setelah data PMI Manufaktur yang mengecewakan kemarin, laporan konstruksi Inggris diproyeksikan membaik tapi masih dalam area kontraksi. Akibatnya, sejumlah analis menilai kalau pergerakan GBP/USD bisa jadi akan lebih dipengaruhi oleh kabar-kabar dari mancanegara daripada dari dalam negeri. Eskalasi konflik AS-China serta publikasi data ketenagakerjaan AS (Non-farm Payroll) bakal menjadi sorotan utama hari ini.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE