Menu

Sterling Tertekan Lagi Akibat Minimnya Kemajuan Negosiasi Brexit

A Muttaqiena

Poundsterling melemah terhadap Dolar AS akibat kegagalan delegasi Inggris untuk mendapatkan konsesi tambahan dari Uni Eropa dalam negosiasi Brexit.

Mata uang Poundsterling merosot sekitar 0.3 persen ke kisaran 1.3143 terhadap Dolar AS dalam perdagangan sesi Eropa hari Rabu ini (6/Maret). Sterling bahkan sempat mencetak level terendah di bawah ambang 1.3100 pada hari Selasa, akibat kegagalan delegasi Inggris untuk mendapatkan konsesi tambahan dari Uni Eropa dalam negosiasi untuk menyusun draft kesepakatan Brexit.

Kemarin, Jaksa Agung Inggris, Geoffrey Cox, dan Menteri Urusan Brexit, Stephen Barclay, gagal membujuk pimpinan negosiator Uni Eropa, Michel Barnier, agar memberikan konsesi tambahan terkait masalah perbatasan Irlandia. Padahal, PM Theresa May membutuhkan konsesi tambahan dari Uni Eropa agar draft kesepakatan Brexit yang diajukannya bisa memperoleh persetujuan parlemen Inggris dalam voting yang akan digelar pada tanggal 12 Maret 2019.

"Perundingan Uni Eropa/Inggris tampaknya tidak berlangsung lancar kemarin, dan Sterling menderita (karena) kegelisahan (pasar)," kata Kit Juckes, pakar strategi forex dari Société Générale.

Diketahui bahwa Cox dan Barclay telah berusaha melakukan perubahan atas klausa backstop bagi perbatasan Irlandia yang termuat dalam draft kesepakatan Brexit. Klausa backstop tersebut awalnya dibuat untuk menghindarkan perlunya perbatasan fisik antara Irlandia Utara dan Republik Irlandia, tetapi justru berpotensi mengunci Inggris dalam kawasan pabean tunggal Uni Eropa untuk selamanya.

Inggris menuntut agar penerapan klausa tersebut diberi batas waktu tertentu, atau Inggris diberi kuasa arbitrase independen untuk mengakhirinya sewaktu-waktu. Namun, sejauh ini Uni Eropa masih menolak untuk berkompromi. Selama masalah tersebut belum menemukan titik terang, maka Sterling kemungkinan akan terus terbebani.

Nikolaos Sgouropoulos, seorang analis dari Barclays, mengatakan, "Kelemahan (Sterling) dan makin dekatnya waktu menuju deadline voting 12 Maret kemungkinan melahirkan sejumlah profit-taking, dikarenakan telah terulurnya momentum dan kondisi overbought dalam mayoritas pair cross GBP."

Barclays juga mengungkapkan bahwa perkembangan politik dalam beberapa hari ke depan akan sangat menentukan pergerakan harga Poundsterling. Risiko penurunan akibat kekecewaaan yang akan muncul jika para negosiator gagal mencapai kompromi, cukup besar. Sebabnya, Barclays meyakini bahwa pasar saat ini sudah telanjur memperhitungkan kemungkinan draft kesepakatan Brexit bakal disetujui parlemen. Namun, jika draft kesepakatan itu benar-benar diratifikasi, maka "perkembangan politik yang ramah pasar selanjutnya bisa mendongkrak GBP lebih jauh."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE