Menu

Suku Bunga The Fed Naik 25 Bps, Dolar Malah Merosot

Pandawa

Setelah menaikkan suku bunga sebanyak 25 bps, The Fed berkomitmen rate hike satu kali dan menegaskan tidak berniat memangkas suku bunga tahun ini.

Seputarforex - Bank sentral AS, Federal Reserve, pada hari Kamis (23/Maret) menaikkan suku bunga sebanyak 25 bps dari 4.75 persen menjadi 5 persen. Kendati besaran rate hike kali ini sesuai dengan ekspektasi, pergeseran outlook pasar terkait suku bunga membuat Dolar AS tertekan. Indeks DXY yang mengukur kekuatan Dolar terhadap mata uang mayor merosot 0.22 persen dan diperdagangkan pada kisaran 102.30.

Pelemahan dolar AS menjadi momentum bullish bagi major currencies, terutama Euro yang membukukan kenaikan 1.3 persen terhadap dolar. Pair EUR/USD melonjak hingga menyentuh kisaran di atas 1.0912 tadi malam.

Penguatan Euro terjadi karena prospek rate hike ECB sebesar 50 bps masih terbuka lebar, sedangkan The Fed sudah dipastikan hanya akan melakukan rate hike satu kali lagi. Kondisi ini membuat daya tarik Dolar makin meredup.

 

Powell: Rate Hike Satu Kali Lagi, Tidak Berniat Pangkas Bunga

Dalam konferensi pers selepas pengumuman suku bunga, ketua The Fed Jerome Powell mengatakan pihaknya memperkirakan kenaikan suku bunga sebanyak satu kali lagi dan tidak berniat memangkas suku bunga tahun ini. Dengan demikian, suku bunga puncak bank sentral AS kemungkinan akan tercapai pada pertemuan bulan Mei mendatang.

"Anggota pembuat kebijakan moneter (FOMC) tidak melihat kemungkinan penurunan suku bunga tahun ini, itu bukan ekspektasi dasar kami," kata Powell.

Pasar ketenagakerjaan AS yang solid menjadi salah satu faktor utama di balik masih tingginya tingkat inflasi. Namun, goncangan yang terjadi baru-baru ini di sektor perbankan telah memunculkan narasi bahwa suku bunga tinggi mulai merusak perekonomian. Hal inilah yang memicu ketidakpastian terkait arah kebijakan moneter The Fed ke depan.

"Sistem perbankan AS sehat dan tangguh. Perkembangan terakhir (krisis SVB) cenderung menghasilkan kondisi kredit yang lebih ketat untuk rumah tangga dan bisnis yang membebani aktivitas ekonomi, perekrutan tenaga kerja, serta inflasi," lanjut Powell.

Lebih jauh, Powell berusaha menyakinkan pasar tentang sistem perbankan AS dengan mengatakan bahwa manajemen Sillicon Valley Bank (SVB) lah yang melakukan kesalahan fatal. Dia mengatakan keruntuhan sejumlah bank tidak bisa dijadikan dasar untuk menunjukkan pelemahan yang lebih luas pada sektor perbankan.

Beberapa analis ikut menyuarakan pendapat mereka sehubungan dengan pernyataan terbaru The Fed itu. Salah satunya adalah Brian Jacobsen dari Allspring Global Investments. Menurutnya, "The Fed sekarang hidup dengan harapan dan doa agar mereka tidak melakukan kesalahan di masa depan yang tidak bisa diperbaiki oleh sistem perbankan."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE