Menu

Sumur Minyak AS Bertambah, Produsen Shale Pertahankan Tingkat Produksi

M Septian

Menurut laporan akhir pekan lalu, jumlah rig di AS bertambah banyak, menunjukkan komitmen produsen shale untuk mempertahankan tingkat produksi. Kondisi tersebut menyebabkan minyak mentah dibuka dalam posisi merah.

Menurut laporan akhir pekan lalu, jumlah rig di AS bertambah banyak, menunjukkan komitmen produsen shale untuk mempertahankan tingkat produksi. Kondisi tersebut menyebabkan minyak mentah dibuka dalam posisi merah, masih terpengaruh kondisi membanjirnya stok dan menguatnya Dolar AS.

Kontrak berjangka minyak AS meredup pada awal sesi perdagangan Asia hari ini (21/12). West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Februari dibuka pada kisaran USD 35.78 per barel atau melemah 0.58 persen. Menguatnya Dolar AS pekan lalu setelah kenaikan suku bunga the Fed, membuat konsumsi minyak menjadi lebih mahal bagi negara-negara pengguna mata uang lain.

Para analis mengatakan bahwa bertambahnya jumlah sumur minyak AS membebani pergerakan harga emas hitam. Jumat (18/12) lalu, grup riset industri Baker Hughes melaporkan sumur minyak AS meningkat untuk pertama kali selama lima pekan, sebanyak 17 menjadi 541. "Bertambahnya jumlah sumur minyak AS bahkan disaat harga minyak mentah rendah, menunjukkan produsen shale AS berkomitmen untuk mempertahankan tingkat produksi. Data menunjukkan, stok minyak mentah AS telah melonjak ke 491 juta barel tertinggi sejak tahun 1930," kata ANZ bank dikutip dari CNBC.

Minyak Brent juga ikut melemah 33 sen atau 0.9 persen menuju 36.45 Dolar AS per barel. Kelebihan stok di pasar minyak AS memperburuk kondisi oversupply global karena AS sebagai produsen utama bersama dengan OPEC dan Rusia telah memompa ratusan ribu barel minyak per hari, melebihi permintaan. Pencabutan larangan ekspor minyak mentah AS yang diumumkan pekan lalu diharapkan memiliki dampak langsung pada pasokan minyak dan harga.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE