Menu

Surplus Berlanjut, Minyak Bertahan Di Level Rendah Dua Bulan

A Muttaqiena

Kecemasan pasar akan berlanjutnya surplus global makin meningkat setelah data Baker Hughes menunjukkan pertambahan jumlah sumur pengeboran di AS.

Harga minyak mentah masih loyo pada awal perdagangan pekan ini (25/7), setelah mengakhiri sesi perdagangan hari Jumat pada posisi terendah dalam lebih dari dua bulan terakhir. Kecemasan pasar akan berlanjutnya surplus global makin meningkat setelah data Baker Hughes menunjukkan pertambahan jumlah sumur pengeboran (oil rigs) di AS.

Saat berita ini diangkat, harga minyak mentah WTI di New York Mercantile Exchange berada pada kisaran $44.17 per barel, sedangkan harga acuan internasional Brent di ICE Futures Exchange London bergerak sekitar $45.70.

Akhir pekan lalu, perusahaan pernyedia jasa bidang perminyakan Baker Hughes melaporkan bahwa jumlag sumur pengeboran minyak di Amerika Serikat meningkat dari 357 ke 371. Ini merupakan kenaikan berturut-turut dalam empat minggu terakhir, dan seketika memperbarui spekulasi kalau aktivitas minyak shale di AS siap rebound.

Sementara itu, Reuters melaporkan bahwa lemahnya permintaan BBM dan tingginya inventori minyak mengakibatkan sejumlah pengilangan AS memulai lebih awal pembauran gasolin untuk musim dingin.

Sejalan dengan tingginya persediaan bahan bakar ini di tengah perlambatan ekonomi global, harga minyak pun diperkirakan bakal tetap tertekan dalam jangka pendek. Commitment of Traders CFTC mengabarkan para pelaku pasar di AS telah mengurangi posisi bullish mereka pada futures dan options minyak dari 294.8k menjadi 289.6k dalam waktu sepekan yang berakhir tanggal 19 Juli. Itu merupakan jumlah posisi long netto terendah dalam empat bulan.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE