Menu

Survei Reuters: Indeks Dolar Akan Melemah 6 Bulan Ke Depan

N Sabila

Survei Reuters menyebutkan, mayoritas analis memperkirakan semua mata uang mayor akan menguat terhadap Dolar AS dibandingkan dengan posisi saat ini.

Seputarforex.com - Indeks Dolar menjadi sorotan pasar dalam beberapa waktu terakhir ini, karena fluktuasinya yang dinilai kurang tegas. Dalam chart harian, indeks Dolar tampak menguat tapi selalu gagal menembus ke atas level 95.5.

Survei analis Reuters memprediksi bahwa kenaikan Indeks Dolar akan kehabisan tenaga dalam enam bulan ke depan. Survei yang dilakukan terhadap 60 orang analis forex pada awal minggu tersebut menanyakan bagaimana pandangan mereka mengenai Dolar AS dalam enam bulan dan dalam satu tahun ke depan. Hasilnya, mayoritas memproyeksikan: semua mata uang mayor akan menguat terhadap Dolar AS dibandingkan dengan posisi saat ini.

"Indeks Dolar AS telah naik 6 atau 7 persen dalam tiga bulan terakhir. Namun, semakin ke sini, kekuatan DXY makin mengempis...dan sudah menunjukkan adanya sebuah resisten (yang menghalangi) para investor untuk menaikkan Dolar," kata Gavin Friend, Senior Market Strategist di NAB.

"Kami tidak mengatakan bahwa Dolar sudah mencapai puncaknya di sini. Mungkin ia masih bisa untuk naik sedikit lagi, tetapi ketika akhir tahun tiba, Dolar AS akan mulai melemah kembali."

 

Dolar AS Menguat Hari Ini

Untuk hari Kamis (09 Agustus) sore ini, Indeks Dolar AS (DXY) kembali naik dan turut mengangkat Greenback. Indeks yang mengukur kekuatan Dolar terhadap enam mata uang mayor lain tersebut tampak naik 0.13 persen dari 95.06 ke angka 95.30, sebagaimana tercermin dalam grafik time frame H4 ini:

Dolar AS ikut mengalami kenaikan terbatas terhadap mata uang-mata uang mayor. USD/JPY naik ke posisi 111.02, setelah mengalami penurunan ke 110.71 kemarin malam. Pair ini sedang menantikan perkembangan diskusi perdagangan bilateral antara Amerika Serikat dan China yang akan berlangsung nanti malam.

EUR/USD turun 0.19 persen ke angka 1.1588, diiringi dengan GBP/USD yang turun mendekati level rendah satu tahun di 1.2857. Sterling masih dibayangi oleh masalah Brexit yang membawa kemungkinan No-Deal bagi Inggris.

Penurunan paling mencolok tampak pada pair NZD/USD, dengan persentase 1.16 persen menuju level 0.6656, terlemah sejak pertengahan Maret 2016. Selain karena penguatan Dolar AS, jatuhnya Kiwi juga disebabkan oleh kebijakan suku bunga RBNZ pagi tadi.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE