Menu

Swiss Tak Ubah Suku Bunga, Akui Intervensi Mata Uang

A Muttaqiena

Nilai tukar kuat dianggap buruk bagi perekonomian, sehingga bank sentral Swiss (SNB) menyatakan akan intervensi mata uang secara lebih ketat.

Seputarforex.com - Dolar AS telah menguat secara konsisten terhadap Franc Swiss sejak sekitar 10 hari lalu, serta melanjutkan reli ke 0.9745-an dalam perdagangan hari ini (19/Maret). Akan tetapi, pasangan mata uang EUR/CHF masih konsisten merosot hingga mencapai kisaran 1.0542 dan mencetak rekor terendah-nya sejak bulan Juli 2015, karena pelaku pasar memilih menyimpan dana likuid dalam bentuk safe haven Franc dibanding Euro. Situasi tersebut mendorong bank sentral Swiss (Swiss National Bank/SNB) mengintervensi nilai tukar mata uang-nya secara lebih ketat.

Dalam pernyataan pasca rapat kebijakan hari ini, SNB memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan tetap pada -0.75 persen, sesuai ekspektasi pasar. Namun, SNB mengakui bahwa outlook ekonomi telah memburuk karena Franc menguat terlalu pesat belakangan ini.

Selaras dengan itu, SNB menyatakan telah aktif campur tangan dalam pasar valuta asing demi "mengurangi daya tarik mata uang-nya" di era krisis akibat wabah virus Corona saat ini. Mereka juga akan menyatakan akan mengambil langkah tambahan guna menjamin ketersediaan likuiditas dalam sistem perbankan-nya.

"Dalam situasi yang tidak biasa ini, kebijakan moneter ekspansioner SNB semakin penting untuk menjamin kondisi moneter yang layak di Swiss," ungkap pernyataan resmi SNB. Lanjutnya lagi, "SNB mengintervensi dengan lebih kuat di pasar valuta asing untuk berkontribusi dalam stabilisasi situasi."

Selain melakukan intervensi pasar, SNB juga memangkas forecast pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2020 menjadi negatif. Padahal, proyeksi sebelumnya menyebutkan ekspektasi pertumbuhan antara 1.5-2 persen. Laju inflasi diperkirakan bakal jatuh ke -0.3 persen, alih-alih meningkat 0.1 persen sebagaimana tertuang dalam proyeksi sebelumnya.

Dibanding sejumlah bank sentral lain, perubahan kebijakan SNB terhitung minor. Akan tetapi, fokus bank-bank sentral yang berhubungan dengan aset safe haven seperti ini dalam masa krisis memang terletak pada nilai tukar. Semakin kuat nilai tukar, maka komoditas ekspor negara-nya akan makin sulit bersaing di pasar internasional. Padahal, permintaan global telah merosot akibat maraknya himbauan social distancing dan diberlakukannya lockdown di berbagai wilayah.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE