Menu

Terdampak Covid-19, GDP China Q1/2020 Anjlok

Pandawa

Lumpuhnya ekonomi akibat pandemi Covid-19 menyebabkan kemerosotan GDP China ke zona negatif untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir.

Seputarforex.com - Pada hari Jumat (17/April), Departemen Statistik China mempublikasikan data GDP kuartal pertama 2020 (Q1/2020) yang merosot 6.8 persen secara tahunan; angka ini lebih buruk ketimbang forecast ekonom yang memprediksi penurunan sebesar 6.0 persen saja. Secara historis, data GDP China Q1/2020 menandai penurunan ekonomi ke level minus untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir.

Kondisi serupa juga terlihat pada perhitungan GDP secara kuartalan (Quater-over-Quater), yang mencatatkan penurunan sebesar 9.8 persen. Padahal, perekonomian China masih tumbuh 1.5 persen saat masih terlibat perang dagang dengan AS akhir tahun lalu.

Saat ini, China tengah berjuang menghidupkan kembali perekonomian yang sempat macet akibat langkah lockdown guna menekan penyebaran Covid-19. Sebagian analis berpendapat bahwa Beijing perlu menyiapkan paket stimulus lebih besar dalam waktu dekat.

"Tidak seperti siklus pelonggaran yang pernah terjadi sebelumnya ketika sebagian besar paket stimulus digunakan untuk membiayai pengeluaran dalam bentuk infrastruktur, properti, dan barang tahan lama, kali ini kami berharap kredit yang diberikan pemerintah digunakan sebagai bantuan keuangan agar perusahaan dan perbankan dapat bertahan dari kebangkrutan, termasuk rumah tangga (juga bisa) bertahan dari dampak buruk pandemi Covid-19," kata ekonom Nomura dalam sebuah catatan.

 

Data Ekonomi Lain Catat Performa Negatif

Dalam waktu yang bersamaan, Departemen Statistik China merilis beberapa data fundamental yang justru mencatatkan kemerosotan cukup signifikan sepanjang bulan Maret. Penjualan ritel contohnya, merosot hingga 15.8 persen secara tahunan dan mengecewakan prediksi pasar yang hanya memperkirakan penurunan sebatas 12.5 persen.

Sementara itu, produksi industri China belum menunjukkan tanda pemulihan, terkonfirmasi dari rilis data Industrial Production yang secara year-to-date turun sebanyak 8.4 persen di bulan Maret. Sektor investasi negeri Tirai Bambu juga masih lesu, seperti terlihat pada pada rilis data Fixed Asset Investment terbaru yang merosot 16.1 persen.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE