Menu

Terkekang Di Terendah 3 Bulan, Dolar Tak Diminati Pasar

A Muttaqiena

Pelaku pasar yang optimistis terhadap prospek pemulihan ekonomi global lebih memilih aset-aset non-safe haven ketimbang dolar AS.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) kembali mengendur ke 89.95 pada awal sesi Eropa hari Senin (25/Mei), meskipun greenback sempat menguat tipis pada hari Jumat lalu. Pasalnya, pelaku pasar yang optimistis terhadap prospek pemulihan ekonomi global lebih memilih aset-aset non-safe haven ketimbang dolar AS.

Hasil survei Purchasing Managers' Index (PMI) pada hari Jumat menunjukkan iklim bisnis negeri Paman Sam terakselerasi pada bulan Mei. Ini merupakan kabar gembira bagi perekonomian AS dan dunia, tetapi sebenarnya tidak mendukung apresiasi USD.

Sebagai aset safe haven klasik, USD lebih banyak dicari pada era krisis. Mata uang-mata uang lain justru lebih diuntungkan oleh peningkatan sentimen risk-on dan kemunduran USD.

Shaun Osborne, kepala strategi FX Scotiabank, mencatat pada akhir sesi New York pekan lalu, "Kami terus memperkirakan USD untuk tetap lemah sementara yield AS terbendung dan (kami) mencatat bahwa selagi DXY tertahan dekat rekor terendah akhir Februari hari ini, penutupan indeks di sini pada pekan ini akan menjadi yang terendah bagi DXY sejak akhir 2018."

Outlook pergerakan dolar AS selanjutnya lebih tak menentu. Para analis berbeda pendapat tentang apakah USD akan rebound atau tertekan lebih lanjut.

Jun Arachi, pakar strategi mata uang dari Rakuten Securities, mengatakan, "Meskipun AS memimpin pembukaan kembali perekonomian pada kuartal pertama, Eropa mengejar dan punya ruang perbaikan lebih lanjut, (sehingga) menopang euro."

Sedangkan Simona Gambarini dari Capital Economics berkomentar, "PMI flash (Amerika Serikat) terbaru memperkuat pandangan kami bahwa perekonomian akan tumbuh dengan laju lebih cepat di AS daripada di Zona Euro dalam beberapa tahun mendatang. Ini mendukung prakiraan kami bahwa yield obligasi bertenor lebih panjang akan meningkat lebih cepat di AS daripada di Zona Euro, dan bahwa euro akan melemah lagi terhadap dolar AS."

Pasar selanjutnya akan memantau rilis data konsumsi personal dan laporan inflasi (indeks PCE) Amerika Serikat pada hari Jumat mendatang guna memprediksi arah kebijakan The Fed berikutnya. Data inflasi AS lain telah menunjukkan kenaikan tertinggi dalam 13 tahun, tetapi laporan PCE merupakan referensi kebijakan yang lebih diutamakan oleh The Fed.

Naik-turunnya data inflasi AS kemungkinan tidak langsung mendorong perubahan kebijakan The Fed, karena pandangan yang masih sangat dovish . Meski demikian, para spekulan pasar bisa jadi terusik. Tekanan inflasi dasar yang meningkat terus-menerus berpotensi mendorong perubahan kebijakan The Fed dan berdampak bullish bagi USD. Sedangkan kenaikan inflasi yang acak atau hanya temporer, tidak akan mendorong perubahan kebijakan The Fed dan berdampak bearish bagi USD.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE