Menu

Tingkat Infeksi COVID Inggris Meningkat, Laju Pound Terhambat

A Muttaqiena

Pound tertopang oleh tingginya tingkat vaksinasi, tapi pasar kini kembali menyoroti kemungkinan penundaan pembukaan 21 Juni ke beberapa pekan ke depan.

Pound sterling cenderung defensif terhadap beragam mata uang mayor lainnya dalam perdagangan hari ini (8/Juni), sehubungan dengan kabar bahwa jumlah kasus COVID-19 di Inggris meningkat pesat pasca-kedatangan varian COVID-19 Delta . Namun, Pound tertopang oleh tingginya tingkat vaksinasi dan fakta bahwa jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit tidak mengalami kenaikan signifikan. Pasar kini kembali menyoroti kemungkinan penundaan pembukaan lockdown total yang sedianya dilaksanakan pada 21 Juni ke beberapa pekan ke depan.

Grafik GBP/USD Daily via Tradingview.com

The Times melaporkan bahwa optimisme pemerintah untuk melanjutkan rencana pencabutan seluruh pembatasan sosial pada 21 Juni bisa jadi gugur, karena sejumlah menteri kabinet mulai pesimistis setelah menerima briefing terbaru dari para penasihat medis senior. Penundaan kemungkinan akan diperlukan untuk memastikan semua warga berusia di atas 50 tahun menerima vaksin COVID-19.

Profesor Oliver Johnson dari Bristol University mengatakan bahwa estimasi R untuk penyebaran COVID-19 di Britania Raya kini berada pada 1.47. Artinya, tingkat kasus meningkat 6.7 persen per hari, 57 persen seminggu, dan berlipat dua setiap 11 hari.

"Penundaan atas pembukaan lockdown ekonomi sepenuhnya oleh pemerintah Britania Raya akan negatif bagi GBP, dan pound telah melemah terhadap rekan-rekan mata uangnya karenanya," kata George Vessey, pakar strategi mata uang dari Western Union Business Solution, "Perekonomian Inggris diperkirakan akan bangkit kembali dengan kuat tahun ini, dipandu oleh populasi tervaksinasi yang membelanjakan simpanan berjumlah terbesar ke pasar. Namun, pemerintah belum mengonfirmasi tahap terakhir dalam strategi pembukaan kembali (perekonomian) di tengah ancaman gelombang infeksi baru."

Pemerintah Inggris akan mendiskusikan keputusan final tentang realisasi tenggat waktu tanggal 21 Juni dalam rapat kabinet pada tanggal 14 Juni mendatang. Perkembangan kasus COVID-19 antara hari ini hingga saat itu kemungkinan akan terus menjadi sorotan dan menahan pergerakan Sterling dalam rentang terbatas.

Terlepas dari kekhawatiran tersebut, sejumlah analis tetap optimistis terhadap prospek pound dalam jangka waktu lebih panjang. Pelemahan pound, menurut mereka, hanya akan bersifat sementara.

"Jika (pembukaan lockdown total 21 Juni -red) itu tertunda, kami memperkirakan akan terjadi aksi jual GBP, tetapi hanya sejenak dan menyediakan peluang untuk menambah posisi long," kata Jordan Rochester, pakar strategi mata uang dari Nomura.

Nomura saat ini memperkirakan GBP/USD bakal mencapai 1.51 pada akhir 2021 dan 1.58 pada akhir 2022. Mereka juga memprediksi EUR/GBP melandai sampai 0.83 pada akhir 2021 dan 0.81 pada akhir 2022.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE