Menu

Twittter: Blokir Iklan Kripto Sudah Dimulai Sejak Maret 2018

Yodik Prastya

Twitter telah secara resmi melakukan blokir iklan kripto, utamanya pada ICO dan promosi token pada platfotmnya.

Raksasa jejaring sosial Twitter telah mengkonfirmasi blokir iklan kripto yang terkait dengan ICO dan penjualan token sudah dilakukan sejak 27 Maret 2018. Aksi ini dilakukan sebagai bagian dari upaya gencar platform social media, untuk melindungi para pengguna dari penipuan berkedok ICO atau token kripto.

 

Dalam wawancaranya di CNBC, juru bicara Twitter mengatakan, "Kami berkomitmen untuk memastikan keamanan komunitas Twitter. Karena itu, kami telah menambahkan kebijakan baru untuk iklan Twitter yang berkaitan dengan kripto. Di bawah kebijakan baru ini, iklan Initial Coin Offerings (ICOs) dan penjualan token kripto akan dilarang secara global."

"Kami tahu bahwa jenis konten ini sering dikaitkan dengan penipuan dan tindak kejahatan lain. Kami secara proaktif mengimplementasikan larangan untuk mencegah terjadinya penipuan dengan memanfaatkan platform komunitas kami (Twitter)," tambah sang juru bicara.

Sejak awal bulan ini, telah muncul laporan bahwa Twitter berencana meluncurkan kebijakan blokir iklan kripto. Laporan tersebut menyebabkan penurunan pangsa pasar mata uang kripto, dari $350 juta menjadi $303 juta.

Dalam larangan ini, Twitter mengikuti jejak Facebook dan Google yang telah lebih dahulu merencanakan blokir iklan kripto. CEO Twitter, Jack Dorsey, menyatakan bahwa perusahaannya akan berusaha keras untuk melindungi seluruh penggunanya dari skema penipuan yang sedang marak terjadi saat ini.

 

Dipicu Maraknya Penipuan ICO

Kegiatan ICO telah terbukti menjadi metode crowd funding yang sangat populer. Namun, ICO ternyata rawan disalahgunakan dan menjadi kendaraan favorit para penipu. Salah satu kasus penipuan yang terkenal adalah insiden ICO Giza. Pelakunya berhasil menipu lebih dari 1,000 investor dan menggondol dana sekitar $2 juta atau setara Rp22 miliar. Tak ayal, hal ini telah mencemari reputasi ICO.

Para penipu menggunakan profil Linkedln palsu dengan mengambil foto Instagram pengguna lain. Biasanya, profil yang mereka gunakan adalah milik orang-orang terkenal dalam dunia kripto, untuk lebih mudah menjebak para investor pendatang baru.

Beberapa negara adidaya seperti China dan Korea Selatan bahkan telah melarang seluruh kegiatan terkait ICO . Sementara itu, otoritas jasa keuangan di seluruh dunia telah berulang kali mengeluarkan peringatan untuk selalu berhati-hati ketika berinvestasi di ICO, karena tidak ada jaminan sama sekali terkait investasi yang mereka lakukan.


Berita Kripto Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE