Menu

USD/JPY Capai Rekor Tertinggi 4 Tahun, Jepang Pantau Nilai Tukar

A Muttaqiena

Kemerosotan nilai tukar yen Jepang bertepatan dengan kenaikan harga energi global, sehingga menumbuhkan kekhawatiran tentang nasib rumah tangga dan peritel Jepang.

Seputarforex - Keunggulan yield obligasi pemerintah AS terutama berdampak pada kurs dolar versus yen Jepang. Dolar AS terus menguat terhadap yen Jepang selama dua bulan terakhir, hingga USD/JPY menembus level 114.40 dalam perdagangan sesi Asia hari ini (20/Oktober). Posisi terlemah yen sejak Oktober 2018 ini memancing perhatian spesial dari otoritas Jepang.

Grafik USD/JPY Monthly via Tradingview.com

"Stabilitas mata uang itu sangat penting, sehingga kami akan terus memantau pergerakan pasar dengan hati-hati," kata Yoshihiko Isozaki, deputi kepala sekretaris kabinet, dalam sebuah konferensi pers hari ini.

Pernyataan itu disampaikan oleh Isozaki saat menanggapi pertanyaan tentang kejatuhan nilai tukar yen Jepang. Ia menolak menyebut level tertentu yang akan dipantau, tetapi pernyataannya kemungkinan mengisyaratkan perubahan sikap para pejabat Jepang tentang nilai tukar mata uang.

Pejabat Jepang biasanya lebih menyukai nilai tukar yen yang lemah, karena memberikan daya saing kompetitif yang lebih baik bagi produk-produk Jepang di luar negeri. Upaya melemahkan nilai tukar bahkan menjadi bagian integral dalam Abenomics yang menjadi haluan ekonomi Jepang selama beberapa tahun terakhir. Namun, kemerosotan yen belakangan ini bertepatan dengan peningkatan harga energi.

Kemerosotan kurs yen plus kenaikan harga energi telah menumbuhkan kekhawatiran akan beban lebih tinggi yang harus ditanggung rumah tangga dan peritel, di tengah dampak pandemi COVID-19 yang belum sepenuhnya sirna. Padahal, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida baru saja berikrar akan memperbaiki distribusi kekayaan dalam kampanye-nya Oktober lalu .

"Bagi konsumen, yen yang lemah memperburuk dampak dari biaya komoditas yang lebih mahal. Ini terutama merugikan rumah tangga berpendapatan rendah," kata Ryutaro Kono, kepala ekonom BNP Paribas.

Apabila harga minyak dan kurs USD/JPY bertahan pada rentang saat ini hingga setahun ke depan, laju inflasi konsumen inti akan terakselerasi hingga mendekati 1 persen. Kono mengatakan tingkat inflasi itu memang masih di bawah target 2 persen yang diincar bank sentral Jepang (BoJ), tetapi cukup tinggi untuk melumpuhkan rumah tangga konsumen.

"Bagi rumah tangga Jepang yang hampir tak pernah menyaksikan peningkatan pendapatan, ini bisa berubah menjadi masalah politik besar dan berdampak pada kebijakan moneter ke depan," pungkas Kono.

Pasar berikutnya akan memantau pandangan Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda tentang perkara ini. Kuroda akan berkomunikasi dengan publik dalam konferensi pers pasca-rapat kebijakan BoJ pekan depan.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE