Menu

USD/JPY Menguat Meski Diwarnai Sentimen Risk Off

Pandawa

Dolar AS menguat terhadap mata uang Yen karena mendapat dukungan dari pernyataan terbaru petinggi The Fed terkait prospek pemotongan suku bunga.

Pasangan mata uang USD/JPY menguat cukup signifikan pada sesi perdagangan awal pekan ini (22/Juli), meskipun sentimen pasar masih didominasi oleh faktor geopolitik di Timur Tengah yang kian memanas. Pada saat berita ini ditulis, pair USD/JPY diperdagangkan pada kisaran 107.98, atau menguat 0.28 persen dari harga Open harian.

Dolar AS tampaknya berupaya rebound setelah hari Kamis lalu (18/Juli) terperosok cukup dalam hingga mendekati level terendah bulan Juli, tertekan oleh pernyataan dovish pejabat The Fed terkait prospek pemotongan suku bunga agresif di akhir bulan ini.

 

Konflik Geopolitik Kembali Memanas

Fokus pelaku pasar saat ini tertuju pada ketegangan Iran-Inggris pasca penahanan kapal tanker Stena Impero. Kabar terbaru bahkan menyebutkan bahwa Inggris sedang membahas langkah-langkah yang bisa diambil guna merespon tindakan provokatif Iran.

Duta Besar Iran untuk Inggris, Hamid Baeidinejad, mendesak Inggris untuk menahan diri dari aksi balasan tersebut. Hal ini untuk mencegah kemungkinan meletusnya perselisihan lebih besar yang akan merugikan kedua belah pihak. "(Tindakan balasan) ini akan sangat berbahaya dan tidak bijaksana karena keadaan sedang sangat sensitif di kawasan Timur Tengah," ungkap Baeidinejad.

 

Didukung Oleh Penyataan Bullard Fed

Ketegangan Geopolitik Iran-AS dan Iran-Inggris dalam beberapa hari terakhir yang meningkatkan sentimen Risk Off, tidak serta merta menekan Dolar AS terhadap Yen Jepang. Padahal, Yen merupakan mata uang yang notabene lebih berstatus safe haven . Dolar AS yang sejatinya sudah tertekan oleh ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed sebesar 50 basis poin, justru berbalik menguat menyusul pernyataan terbaru dari salah satu pertinggi Fed, James Bullard, pada hari Jumat (19/Juli) pekan lalu.

"(Rate Cut 25 basis poin) sudah cukup untuk mendorong (perekonomian) kita ke arah yang tepat dan kita sebaiknya menunggu bagaimana perkembangan selanjutnya... Saya rasa lebih baik lanjutkan saja (apa yang disiratkan pada) pertemuan sebelumnya, dan kemudian kita bisa menyudahi argumen mengenai perlunya pemotongan sebesar 50 basis poin (di pertemuan bulan ini)...," kata Bullard.

Pernyataan Bullard tidak se-dovish ekspektasi pasar, sehingga mendorong imbal hasil obligasi AS bertenor 2-tahunan naik dari 1.78% menjadi 1.83%. Sementara itu, Yield Obligasi yang bertenor 10-tahunan naik dari 2.04% menjadi 2.06%. Kenaikan-kenaikan itulah yang mendukung penguatan Dolar AS di awal pekan ini.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE