Menu

USD/JPY Menjulang Melebihi 120.00 Setelah Laporan Tankan

M Septian

Yen kembali anjlok pada perdagangan sesi Asia hari Kamis (01/10) setelah aktivitas manufaktur Jepang melemah pada kuartal ketiga 2015. Hal ini memberikan tekanan baru kepada para pembuat kebijakan di Jepang untuk menghindarkan dari resesi yang bisa saja terjadi lagi.

Yen kembali anjlok pada perdagangan sesi Asia hari Kamis (01/10) setelah aktivitas manufaktur Jepang melemah pada kuartal ketiga ini oleh rendahnya permintaan. Hal ini memberikan tekanan baru kepada para pembuat kebijakan di Jepang untuk menghindarkan dari resesi yang bisa saja terjadi lagi.

USD/JPY diperdagangkan menguat melebihi level psikologis 120.00 pada 120.10 dari 119.76 semalam tadi. Kemarin Yen sempat turun akibat rilis data yang mengecewakan dari penjualan ritel dan produksi industri Jepang, dan hari ini bias kian negatif akibat buruknya laporan Tankan.

 

Kehilangan Momentum

Sentimen di sektor manufaktur di Jepang bulan September memburuk untuk pertama kalinya dalam kuartal ketiga tahun ini dan kemungkinan masih akan menurun ke depannya, menurut survey yang dilakukan oleh Bank Sentral Jepang (BoJ). Survey Tankan oleh BoJ merilis indeks sentimen perusahaan manufaktur besar Jepang bulan September turun tiga poin dari tiga bulan yang lalu menjadi 12 poin. Ini dibawah perkiraan Reuters sebesar 13 poin.

Indeks sentimen Tankan diperoleh dari mengurangkan jumlah responden yang mengatakan kondisi memburuk dengan mereka yang mengatakan kondisi membaik. Nilai positif berarti optimistis, sementara negatif diartikan pesimistis. Dengan demikian, Tankan kali ini bisa dibaca sebagai berkurangnya optimisme. Hasil survey tersebut juga mencatat tanda-tanda bahwa ekonomi Jepang sedang kebingungan untuk mempertahankan momentumnya.

 

Diprediksi Bakal Resesi

Rilis data GDP Jepang terakhir menunjukkan ekonomi Jepang mengalami kontraksi sebesar 0.3 persen atau 1.2 persen dalam basis tahunan. Beberapa pakar ekonomi memperkirakan kontraksi juga akan terjadi pada kuartal September juga yang bisa saja membawa Jepang kembali pada resesi ekonomi.

BoJ belum membuat kebijakan moneter apapun selama hampir setahun ini, meskipun inflasi berada pada angka mendekati nol selama lebih dari enam bulan lamanya. Bulan lalu BoJ menurunkan estimasi pada ekspor dan produksi industri, tetapi tidak mengubah besaran stimulus moneter. Oleh karenanya, banyak yang memperkirakan bahwa bulan Oktober ini para pejabat di BoJ akan mulai beraksi.

Sementara Shuji Tonouchi, senior strategist di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley, memiliki pendapat lain. Dia mengatakan bahwa indeks tersebut mengindikasikan kondisi saat ini tidak terlalu buruk. Menurut CNBC, beliau berkata, "Hal ini menandakan perekonomian (Jepang) tidak mengalami kontraksi di kuartal ini. Permintaan dari luar negeri diperkirakan meningkat di masa mendatang, sehingga perusahaan-perusahaan berpikir gejolak yang disebabkan oleh perekonomian luar negeri akhir-akhir ini hanya bersifat sementara. Permintaan domestik tidak nampak akan membaik, namun juga tidak akan memburuk hingga lebih dari saat ini."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE