Menu

USD/JPY Sentuh High 6 Bulan Meski Dibayangi Tensi Perang Dagang

Pandawa

Setelah naik menyentuh level tertinggi 6 bulan kemarin, USD/JPY belum memperlihatkan tanda-tanda penurunan di sesi trading Jumat pagi ini.

Dolar AS menguat terhadap Yen di tengah kekhawatiran pasar terkait isu perang dagang lanjutan antara AS dan China. Meski sempat melemah sesaat setelah Gedung Putih mengumumkan tambahan tarif impor $200 miliar, Dolar AS kembali naik dan menekan Yen yang gagal bersinar sebagai mata uang safe haven dalam beberapa hari terakhir. Selain karena suku bunga tinggi The Fed, merebaknya isu pertemuan pejabat AS dan China dalam sebuah forum bilateral turut menunjang penguatan Dolar.

 

Greenback naik menyentuh level tertinggi enam bulan versus Yen pada hari Kamis kemarin (12/07). Bahkan pada sesi perdagangan akhir pekan ini, belum terlihat tanda-tanda penurunan Dolar terhadap Yen. Pada pukul 08:16 WIB, pair USD/JPY berada di level 112.62 dan telah menguat sekitar 1.65 persen dalam dua hari terakhir. Dolar AS secara umum menguat terhadap major currencies, terlihat dari Indeks Dolar (DXY) yang berada di level 94.83, naik 0.03 persen dari sesi sebelumnya.

 

 

 

AS-China Dikabarkan Berunding, Yen 'Kehilangan' Status Safe Haven

Mata uang Yen yang biasanya reli saat terjadi ketegangan global, tidak memperlihatkan 'sifat aslinya' sebagai safe haven karena harus melemah cukup tajam dalam dua hari terakhir terhadap Greenback. Menurut ekonom, ada beberapa faktor yang menyokong Dolar AS untuk terus melaju melawan Yen. Salah satunya adalah kabar rencana perundingan bilateral yang menenangkan investor, dan suku bunga Fed yang lebih tinggi sehingga membuat Dolar lebih diminati.

Rabu malam waktu AS (11/07), Bloomberg News melaporkan bahwa pejabat China dan AS telah sepakat untuk memulai kembali perundingan perdagangan dalam sebuah perjanjian bilateral. Itu menjadi kabar positif bagi pasar, karena selama ini China tak pernah gentar merespon serangan tarif impor AS dengan melakukan aksi serupa. Perang dagang antara kedua negara tersebut pun telah sekian lama menjadi sorotan pasar yang mengkhawatirkan dampaknya terhadap kondisi global.


"Pelemahan Yen diakibatkan perdagangan spekulatif. Tampaknya Yen perlahan lahan mulai kehilangan status sebagai mata uang yang seharusnya safe haven. Data ekonomi akhir-akhir ini seolah tidak banyak membantu Yen, dan perbedaan suku bunga (antara Fed dan BoJ) turut mendorong naik Dolar AS," ungkap Viash Sreemuntoo, trader korporasi di XE[dot]com.


Komentar serupa juga dilontarkan analis forex di broker Gain Capital, Fawad Razaqzada. Ia mengatakan bahwa investor saat ini tengah menumpuk Dolar karena suku bunga yang lebih tinggi di AS, dan harapan terkait kondisi moneter yang akan semakin membaik dalam beberapa bulan mendatang.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE