Menu

Weidmann ECB: Perang Dagang AS Takkan Memangkas Surplus Jerman

A Muttaqiena

Jens Weidmann dari European Central Bank (ECB) berpendapat bahwa ancaman kenaikan tarif impor dari AS justru membahayakan AS dan perekonomian global.

Pasangan mata uang EUR/USD mempertahankan level support dekat kisaran 1.1200 hingga pertengahan sesi Eropa hari ini (16/Mei), dengan dukungan kelegaan pasar berkat merebaknya rumor mengenai rencana AS untuk menunda kenaikan tarif impor otomotif dari Jepang dan Uni Eropa. Namun, menurut Jens Weidmann yang termasuk salah satu pejabat tertinggi bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB), perang dagang AS tidak akan mengurangi keunggulan neraca transaksi berjalan Jerman, meski negeri itu merupakan produsen mobil terbesar di Uni Eropa.

 

Tarif Impor Hanya Menghasilkan Pecundang

"Beberapa orang memperkirakan kalau tarif (impor) yang lebih tinggi akan memangkas neraca transaksi berjalan (Jerman). Namun, harapan itu bisa jadi sia-sia, menurut analisis kami," ujar Weidmann yang berstatus sebagai Presiden Bundesbank sekaligus salah satu kandidat unggulan untuk menggantikan Presiden ECB Mario Draghi itu.

Sebaliknya, ia memeringatkan bahwa tarif baru sebenarnya justru mengancam AS sendiri dan perekonomian global. Katanya, "Tarif balasan dari negara-negara lain kemungkinan akan makin melemahkan perekonomian global dan perdagangan dunia. Perang dagang hanya menghasilkan pecundang."

Dalam pidato di German Savings Banks Association, Hamburg, beberapa jam lalu, Weidmann juga menyinggung sedikit mengenai kebijakan moneter ECB. Menurutnya, meski inflasi domestik tetap rendah, tetapi tak ada perlunya menunda normalisasi kebijakan moneter jika outlook ekonomi memungkinkan.

 

Neraca Dagang Surplus 2 Tahun Beruntun

Sementara itu, Eurostat melaporkan bahwa neraca perdagangan Zona Euro mencetak surplus selama dua tahun berturut-turut. Surplus neraca dagang meningkat dari 17.9 Miliar menjadi 22.5 Miliar pada bulan Maret 2019, melampaui ekspektasi yang dipatok pada 19.9 Miliar.

Rangkaian kabar ini menopang posisi EUR/USD di atas ambang 1.1200 saat berita ditulis. Namun, agaknya pasar masih kekurangan katalis yang cukup kuat untuk mendorong Euro ke level yang lebih tinggi.

Sejumlah risiko masih membayangi kawasan ini dalam jangka pendek, khususnya terkait upaya pemerintah Italia menantang batas utang Uni Eropa serta berlarut-larutnya rencana brexit . Proyeksi arah kebijakan moneter ECB pun diperkirakan masih tetap dovish , setidaknya hingga akhir masa jabatan Mario Draghi sebagai Presiden ECB pada bulan Oktober mendatang.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE