Menu

Yellen, Draghi Merubah Pedoman Kebijakan: ECB Akan Rilis Notulen Rapat

A Muttaqiena

Angin perubahan sedang berhembus kencang akhir-akhir ini. Pada hari Rabu (9/7), Janet Yellen dari The Fed AS menyita perhatian pasar akan keengganannya menggunakan suku bunga sebagai alat penyeimbang sistem finansial. Kemarin (10/7), Mario Draghi dari ECB merubah sistem publikasi kebijakannya sehingga akan menambah jumlah agenda dalam kalender fundamental forex.

Angin perubahan sedang berhembus kencang akhir-akhir ini. Pada hari Rabu (9/7), Janet Yellen dari The Fed AS menyita perhatian pasar akan keengganannya menggunakan suku bunga sebagai alat penyeimbang sistem finansial. Kemarin (10/7), Mario Draghi dari ECB merubah sistem publikasi kebijakannya sehingga akan menambah jumlah agenda dalam kalender fundamental forex.

Pendekatan Makroprudensial

Dalam pertemuan di gedung IMF, Yellen menyatakan bahwa ia tidak melihat perlunya menggeser kebijakan moneter dari fokus pencapaian target inflasi dan pengentasan pengangguran, semata guna mengatasi kekhawatiran akan terjadinya penggelembungan aset (asset bubble). Statemen tersebut menggarisbawahi keteguhannya mempertahankan suku bunga rendah. Sebagaimana diketahui, kenaikan bunga tinggi dapat mengakibatkan perekonomian suatu negara berkontraksi. Biaya bunga bank yang tinggi bisa membuat perusahaan-perusahaan menekan biaya produksi dari variabel lain seperti menunda perekrutan karyawan baru, mengurangi kapasitas produksi, dll, yang bisa berdampak pada peningkatan pengangguran.


Yellen lebih lanjut menyebutkan bahwa the Fed akan mengetatkan regulasi atas lembaga finansial. Ini mengindikasikan bahwa Bank Sentral AS tersebut akan memprioritaskan pendekatan Makroprudensial di masa mendatang dalam mengontrol stabilitas sistem finansial. Para pendahulu Yellen seperti Alan Greenspan dan Ben Bernanke tak ragu untuk memanfaatkan instrumen kebijakan moneter seperti suku bunga dan stimulus guna mengatasi masalah dalam sistem finansial, sehingga pandangan Yellen ini merupakan suatu perubahan penting dalam arah kebijakan the Fed.

Pendekatan Makroprudensial (Macroprudential Approach) mulai populer sejak krisis 2008 di kalangan bank-bank sentral. Pendekatan ini menggunakan penekanan pada pengawasan dan regulasi bank dan lembaga keuangan, diantaranya terhadap likuiditas dan modal minimum. Kekurangan likuiditas merupakan masalah besar apabila terjadi krisis, seperti saat tahun 97/98 di Indonesia banyak bank yang akhirnya gulung tikar karena banyaknya kredit macet membuat bank-bank tersebut tidak mampu mengembalikan dana penabung. Dengan demikian, regulasi bank dan lembaga keuangan yang lebih ketat bisa berperan penting dalam mencegah meletusnya krisis finansial lagi.

Langkah memprioritaskan Pendekatan Makroprudensial tidak lantas berarti the Fed takkan menaikkan suku bunga. Ini hanya berarti bahwa the Fed baru akan menaikkan suku bunga apabila perekonomian AS telah mengalami pertumbuhan signifikan, atau sebagai alternatif terakhir saat masalah penggelembungan aset gagal teratasi .

ECB Akan Publikasikan Notulen Rapat

Rapat Kebijakan ECB kemarin tidak menghasilkan putusan mengenai suku bunga maupun stimulus. Sebagaimana yang telah diperkirakan analis, ECB memilih untuk mengobservasi kondisi ekonomi dulu sebelum mengambil langkah lebih lanjut. Namun, ada pengumuman penting lain yang perlu diketahui dari rapat tersebut, yaitu: ECB akan mempublikasikan notulen ala FOMC.


Gubernur ECB, Mario Draghi, telah menyatakan bahwa mulai tahun 2015, ECB akan mengadakan rapat setiap enam minggu sekali dan akan mempublikasikan notulen dua minggu setelah rapat dilaksanakan. Ini adalah perubahan yang sangat penting, karena sebelumnya ECB mengadakan rapat sebulan sekali dan tidak menerbitkan notulen.

Terkait notulen rapat, bank sentral dunia terbagi dua: yaitu mereka yang mempublikasikan notulen seperti The Fed dan BOE, serta mereka yang tidak mempublikasikan notulen seperti ECB, RBNZ, dan Bank Indonesia. Dalam notulen rapat, pandangan-pandangan setiap pejabat tinggi bank sentral akan diketahui publik. Siapa yang setuju dengan stimulus, siapa yang tidak sepakat, siapa yang menyarankan pemotongan suku bunga, dan seterusnya.

Karena mengandung pandangan-pandangan penting, maka penerbitan notulen rapat kebijakan bank sentral termasuk agenda vital dalam kalender fundamental pemain pasar, termasuk trader forex. Notulen rapat FOMC The Fed, misalnya, dikenal berdampak cukup besar terhadap Dollar AS, tergantung pada berapa persen peserta rapat yang menyepakati kenaikan suku bunga.

Nah, bagaimana pasar akan menanggapi perubahan-perubahan ini? Kita masih harus menunggu hingga beberapa waktu mendatang, karena sifatnya jangka panjang. Tetapi jelas bahwa perubahan-perubahan tersebut penting untuk dipahami trader agar mampu menyusun rencana trading yang sesuai.


Editorial Forex Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE