Menu

Yen Melemah Pasca Pidato Kuroda Dan Laporan Upah Riil Jepang

N Sabila

Gubernur Bank Sentral Jepang (BOJ), Haruhiko Kuroda, pada Rabu (05/11) pagi ini menyampaikan pidatonya yang mengakui bahwa pencapaian target inflasi 2 persen dalam dua tahun adalah sebuah tugas yang sulit. Pagi tadi, Kementerian Tenaga Kerja Jepang melaporkan bahwa upah riil Jepang jatuh dalam tingkat tahunan yang lebih lambat pada bulan September.

Gubernur Bank Sentral Jepang (BOJ), Haruhiko Kuroda, pada Rabu (05/11) pagi ini menyampaikan pidatonya yang mengakui bahwa pencapaian target inflasi 2 persen dalam dua tahun adalah sebuah tugas yang sulit bagi bank sentral negara manapun yang tengah dilanda deflasi berkepanjangan. Akan tetapi, Jepang sebagai negara terlanda deflasi ini, tetap harus menemukan cara untuk mengakhiri masa-masa sulit ini.


Tak Ada Bank Sentral Yang Sanggup Capai Inflasi 2% Dalam 2 Tahun

Berbicara dalam Pertemuan Kisaragi-kai di Tokyo, Kuroda mengatakan bahwa proyeksi Dewan BOJ dalam Laporan Outlook semi tahunan terbaru yang dirilis pada hari Jumat lalu, telah direvisi dengan tingkatan yang sedikit diturunkan. Namun, angka inflasi CPI masih diproyeksikan untuk mencapai kisaran 2 persen pada atau sekitar tahun fiskal 2015.

"Tidak ada bank sentral di dunia ini yang sanggup mencapai inflasi 2 persen dalam waktu persis dua tahun," aku Kuroda. Namun, apabila bank sentral tidak menyebutkan kerangka waktu kapan target inflasi 2 persen akan tercapai, BOJ khawatir pola pikir perusahaan dan rumah tangga di Jepang yang telah terbiasa dengan kondisi deflasi, akan sulit berubah. Oleh karena itulah, tercapai tepat dua tahun atau tidak, BOJ tetap akan mengatakan bahwa target mereka adalah inflasi 2 persen dalam dua tahun.

Seperti yang diketahui, pekan lalu BOJ mengejutkan pasar dengan tiba-tiba melakukan penambahan stimulus. Kuroda juga selalu mengatakan bahwa lemahnya Yen akan menguntungkan bagi ekspor Jepang dan merefleksikan fundamental Jepang.


Laporan Upah Tenaga Kerja Riil Jepang September 2014

Pagi tadi, Kementerian Tenaga Kerja Jepang melaporkan bahwa upah riil Jepang jatuh dalam tingkat tahunan yang lebih lambat pada bulan September. Upah riil yang disesuaikan agar dapat merefleksi harga konsumen, jatuh sebanyak 2.9 persen pada bulan September, dari revisi kemerosotan 3.1 persen pada bulan Agustus.

Bonus musim panas tumbuh dengan laju yang cukup cepat dalam 23 tahun. Namun agaknya, hal ini adalah sebuah kebetulan saja, karena jatuhnya sektor konsumsi membuat rumah tangga menjadi kurang percaya diri untuk menggenjot belanja mereka.

Merespon laporan upah tenaga kerja tersebut, Yen melemah di sesi Asia dengan USD/JPY yang diperdagangkan pada 113.65, naik tipis 0.04 persen.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE