Menu

Yen Terus Menguat, Analis: Jepang Harus Lupakan Ide Lemahkan Yen

N Sabila

Yen meroket 0.9 persen menuju angka 104.36 Dolar AS, setelah sempat menyentuh level terkuat di angka 103.41. Menurut analis Yuji Saito dari Credit Agricole Tokyo, berita-berita ekonomi Jepang yang dirilis pagi ini dianggap lalu oleh pasar yang sedang gugup menanti kebijakan moneter BoJ.

Yen terus memukul mundur Dolar AS pada sesi perdagangan hari Jumat (29/Juli) ini kendati data-data ekonomi Jepang yang baru saja dirilis tercatat melambat, sembari menanti hasil rapat kebijakan moneter Bank Sentral Jepang (BoJ) yang akan diumumkan hari ini dengan waktu yang tidak dijadwalkan khusus.



Yen meroket 0.9 persen menuju angka 104.36 Dolar AS, setelah sempat menyentuh level terkuat di angka 103.41. Menurut analis Yuji Saito dari Credit Agricole Tokyo yang diwawancarai oleh Bloomberg, berita-berita ekonomi Jepang yang dirilis pagi ini dianggap lalu oleh pasar yang sedang gugup menanti kebijakan moneter BoJ.

Adapun data yang dilaporkan oleh Pemerintah Jepang adalah data CPI, penjualan ritel, produksi industri, dan tingkat pengangguran. Inflasi konsumen Jepang (CPI) jeblok 0.5 persen pada bulan Juni dibandingkan dengan 0.5 persen pada bulan Juni tahun sebelumnya, setara dengan angka CPI pada bulan Maret 2013.

Sementara CPI inti Jepang, yang memasukkan produk-produk olahan minyak namun tidak memasukkan harga makanan segar, turun sebanyak 0.5 persen dari estimasi para ekonom sebanyak 0.4 persen dalam basis tahunan. Penjualan ritel Jepang ikut menurun hingga 1.4 persen, sedikit lebih tinggi dibanding perkiraan para analis yakni penurunan 1.5 persen.

Akan tetapi, data produksi industri dan tingkat pengangguran Jepang menorehkan perbaikan, masing-masing naik 1.9 persen -- jauh lebih baik dibanding estimasi analis dengan kenaikan 0.9 persen -- dan penurunan pengangguran menjadi 3.1 persen dari sebelumnya di angka 3.2 persen.


Jepang Terlalu Fokus Pada Sektor Ekspor

Sembari menunggu kebijakan moneter Jepang, analis SaxoBank, Steen Jakobsen, mengatakan kepada CNBC bahwa cita-cita Jepang terus berfokus pada melemahkan mata uang yang artinya berfokus pada sektor ekspor saja. Padahal, yen yang menguat juga dibutuhkan oleh ekonomi domestik Jepang yang dapat dikatakan hampir mati, tutur Jakobsen.

Menurutnya, rencana terbaru Jepang untuk mengombinasikan BoJ dan kebijakan fiskal hanyalah pengulangan dari strategi-strategi sebelumnya, yang notabene, hanya sukses untuk mencapai poin pertama dan kedua dari tiga poin yang ditarget oleh Abenomics. Dari sini, menurut Jakobsen, Jepang sudah harus melepaskan diri dari terus menerus menjaga sektor ekspor dan beralih ke sektor lain melalui strategi penguatan Yen.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE