Menu

Yield Obligasi AS Naik, Dolar Menguat Signifikan

Pandawa

Prospek pemulihan ekonomi AS lebih cepat telah memicu kenaikan imbal hasil obligasi AS. Alhasil, Dolar AS melambung versus mata uang mayor lainnya terutama Yen.

Seputarforex - Dolar AS menguat signifikan sejak sesi perdagangan New York kemarin hingga pagi ini (17/Februari). Kenaikan yield obligasi AS di tengah prospek pemulihan ekonomi AS menjadi katalis yang menopang Dolar. Pada saat berita ini diturunkan, Indeks Dolar AS (DXY) diperdagangkan di level 90.65, tidak jauh dari level pembukaan harian yang membentuk gap naik dari penutupan hari sebelumnya.

Yield obligasi AS tenor 10 tahun meningkat cukup impresif dalam beberapa hari terakhir. Optimisme terhadap pemulihan ekonomi AS lebih lanjut membuat pelaku pasar enggan menaruh uang mereka di instrumen safe haven seperti obligasi, sehingga memicu kenaikan pada imbal hasilnya. Disamping itu, ekspektasi kenaikan tingkat inflasi lebih cepat dari dugaan sebelumnya ikut berkontribusi melambungkan yield obligasi AS.

"Kenaikan yield obligasi AS didorong oleh prospek kenaikan inflasi lebih cepat saat harga komoditas energi semakin meningkat dan bersamaan dengan ekspektasi kucuran paket stimulus oleh pemerintahan Biden. Selain itu, pemulihan ekonomi global menuju tahap yang lebih solid menjadi salah satu faktor yang mendasari kenaikan imbal hasil," kata Rodrigo Catril, ahli strategi FX senior di National Australia Bank.

Rebound Dolar AS sejak perdagangan kemarin juga dipicu oleh statement bernada hawkish dari salah satu pejabat The Fed. James Bullard dari The Fed St. Louis mencermati bahwa perekonomian dalam kondisi yang baik dan terus pulih dari dampak pandemi.

 

Yen Melemah Tajam Terhadap Dolar AS

Prospek pemulihan ekonomi AS yang berimbas terhadap kenaikan imbal obligasi melemahkan hampir seluruh mata uang mayor. Dalam hal ini, Yen menjadi salah satu mata uang yang paling merosot karena tercatat menyentuh level terendah 4 bulan terhadap Dolar AS.

"Saya pikir trend turun Dolar AS telah berakhir… Pada awal tahun, spekulan bertaruh penurunan Dolar akan berada di bawah 100 Yen. Namun, saat ini mereka (spekulan -red) telah meninggalkan pandangan seperti itu," kata Yukio Ishizuki, ahli strategi senior Daiwa Securities.

Meski sama-sama berstatus safe haven currency, Dolar AS lebih terlihat menarik di mata investor daripada Yen karena imbal hasil obligasi AS yang tengah menguat. Sementara itu, penurunan mata uang komoditas terhadap Dolar AS diperkirakan hanya berlangsung sementara. Hal ini sehubungan dengan pemulihan ekonomi global yang akan berdampak terhadap kenaikan harga komoditas seperti bijih besih hingga minyak mentah.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE