Menu

Yield Obligasi Karam, Dolar AS Ikut Oleng

A Muttaqiena

Dolar AS kembali terpukul terhadap dolar Australia, poundsterling, dan sejumlah mata uang mayor lain seiring dengan semakin melemahnya yield obligasi pemerintah AS.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) sempat menguat tipis pada perdagangan hari Kamis kemarin, tetapi kembali selip ke dasar rentang konsolidasinya pada kisaran 91.00 di awal sesi Eropa hari Jumat ini (23/April). Greenback juga terpukul terhadap dolar Australia, poundsterling, dan sejumlah mata uang mayor lain. Situasi ini terjadi seiring dengan semakin melemahnya yield obligasi pemerintah AS.

Yield obligasi US Treasury 10Y kemarin jatuh lagi ke 1.56 persen. Di sisi lain, sejumlah indeks saham Wall Street juga tumbang karena Presiden AS Joe Biden mengumumkan rencana kenaikan pajak.

Proposal terbaru Biden mengungkap rencana kenaikan pajak pendapatan marjinal dari 37% menjadi 39.6% dan penggandaan pajak atas capital gain bagi orang-orang yang berpendapatan lebih dari USD1 miliar. Pengumuman tersebut sontak mengguncang sentimen investor, sehingga merontokkan ekuitas dan mendongkrak USD pada sesi New York kemarin.

Permintaan terhadap USD dalam jangka pendek kemungkinan akan ter-support oleh ketidaksukaan pasar terhadap rencana kenaikan pajak tersebut, berikut kebutuhan safe haven sehubungan dengan melonjaknya kembali korban COVID-19 di India. Meski demikian, sikap dovish The Fed dan keberlanjutan pemulihan ekonomi global berpotensi terus membebani USD.

Data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang dirilis kemarin sebenarnya masih menunjukkan perbaikan ekonomi. Jumlah klaim pengangguran (initial jobless claims) hanya bertambah 547k pada pekan lalu; lebih rendah dibandingkan estimasi konsensus yang sebesar 617k maupun kenaikan 586k pada pekan sebelumnya. Jumlah klaim pengangguran berkelanjutan (continuing jobless claims) juga menyusut hingga 3.764 juta dari 3.708 juta pada sepekan sebelumnya.

Sayangnya, data sebagus apa pun saat ini takkan mampu mengusik keyakinan Federal Reserve untuk mempertahankan kebijakan moneter longgar berupa Quantitative Easing masif dan suku bunga nyaris nol. Di tengah ekspektasi suku bunga tetap rendah hingga beberapa tahun ke depan, yield obligasi pemerintah AS dan nilai tukar USD semakin tertekan.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE